Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp13.382 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.395 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah melanjutkan apresiasi terhadap dolar AS seiring masih optimisnya pelaku pasar terhadap ekonomi nasional," ujar pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pelaku pasar uang di dalam negeri optimistis terhadap data perdagangan ekspor dan impor Indonesia yang sedianya akan dirilis pada awal pekan depan akan kembali mencatatkan surplus.

Ia menambahkan dengan kinerja ekspor dan impor yang mencatatkan hasil positif maka akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan ke depannya.

Dari eksternal, kata dia, salah satu yang menjadi perhatian pelaku pasar uang yakni kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengenai kenaikan suku bunga acuannya pada 2018 ini.

"Inflasi di Amerika Serikat relatif masih melambat, situasi itu membuat pasar wait and see terhadap kebijakan The Fed mengenai kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa inflasi produsen Amerika Serikat cenderung melambat. Dengan demikian masih jauh dari harapan The Fed yang mensyaratkan inflasi 2 persen untuk kebijakan moneter lebih agresif.

Ia mengemukakan bahwa indeks harga produsen AS Desember 2017 di bawah estimasi karena turun 0,1 persen, sedangkan pasar memprediksi naik 0,2 persen. Penurunan inflasi produsen Desember itu bisa menurunkan ekspektasi kenaikan inflasi di 2018 ini.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (12/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.362 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.427 per dolar AS.

(T.KR-ZMF/B/S027/S027) 12-01-2018 17:18:59

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018