Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong agar unit usaha yang dibangun di dalam pesantren tidak hanya dijajakan di lingkungan santri, namun juga merambah ke pasar luar, yakni masyarakat di luar pesantren.


Demikian disampaikan Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor.


“Ini kan unit usahanya banyak, ada roti, air mineral, susu kedelai. Ini potensial sekali, kami dorong agar bisa dijual belikan di luar pesantren juga. Dengan demikian usahanya semakin menggeliat,” ujar dia, di Bogor, Minggu.


Namun, lanjut dia, unit usaha di dalam pesantren perlu memenuhi kaidah-kaidah pemasaran, di antaranya standar kualitas yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), hingga memiliki kemasan yang baik dan menarik.


“Nah, produk air mineralnya itu akan kita bantu agar bisa SNI, kemudian rotinya kan kemasannya masih plastik, nah nanti kita kasih binaan agar bikin kemasan yang bagus. Kemudian kan mereka ada yang unit usaha jahit, itu nanti kita temukan dengan pemasok bahan baku, kemudian mereka yang menjahit,” ujar dia.


Berbagai upaya itu dilakukan melalui program yang juga digagas Kementerian Perindustrian, yakni Santripreneur dan Santri Kreasi, agar tercipta wirausaha baru setelah para santri lulus dari pesantren.


Hal ini telah dimulai di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Bogor, yang memiliki 31 unit usaha.


Ke depan, Kementerian Perindustrian akan menjamah delapan pesantren lain untuk diberikan pembinaan serupa guna menggeliatkan unit usaha di dalam pesantren.


“Syaratnya, mereka harus punya unit usaha dahulu, baru kemudian kami akan membina. Kami harap program ini mampu meningkatkan potensi kewirausahaan kepada para santri,” kata dia.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018