Kendari (ANTARA News) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan adanya gejolak kenaikan harga beras di pasaran saat ini karena belum memasuki masa panen raya.

"Masa panen raya diperkirakan puncaknya pada akhir Februari mendatang. Jadi wajar kalau permintaan akan beras saat ini meningkat sehingga bisa memicu kenaikan harga," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Muhammad Nasir, di Kendari, Minggu.

Dikatakan, berdasarkan informasi dari beberapa daerah sumber produksi padi seperti Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka Timur dan Kolaka bahwa kondisi saat ini menunggu panen raya.

"Kalau daerah ini sudah lakukan panen raya, maka stok beras pasti membludak, sehingga bukan lagi melakukan operasi pasar, tetapi Bulog melakukan pengadaan atau penyerapan beras lokal," katanya.

Ia mengatakan, keputusan pemerintah melalui Bulog untuk melakukan operasi pasar beras khusus medium saat ini adalah langkah yang tepat.

"Karena pemerintah sudah membaca bahwa ada gejolak akan naik harga beras maka segera keluarkan kebijakan lakukan operasi pasar untuk menekan harga," katanya.

Menurut dia, operasi pasar beras itu hanya akan efektif sampai Maret, setelah itu tidak akan lagi karena stok padi saat itu sudah melimpah.

Pewarta: Suparman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018