Jakarta (ANTARA News) - Warga mengeluhkan harga beras yang masih tinggi di Kota Depok, Jawa Barat sehingga mereka meminta pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok tersebut.

"Kalau bisa harga beras jangan naik, stabil saja. Karena ekonomi sudah cukup sulit, tidak naik saja masih banyak yang kekurangan atau kelaparan, apalagi yang ekonomi ke bawah," kata seorang konsumen Nia kepada Antara di Depok, Senin.

Selain itu, seorang konsumen bernama Acih juga mengatakan bahwa dia berharap pemerintah segera menurunkan harga beras.

"Berharap pemerintah cepat mengatasi hal ini, karena ini sangat memberatkan kami, kaum ibu rumah tangga. Kasihan juga rakyat kecil, bisa tidak makan karena tidak dapat membeli beras," ujar Acih.

Sementara seorang konsumen lainnya Velly menilai pemerintah harus peduli terhadap masyarakat menengah ke bawah.

"Walau saya masih mampu membeli beras, saya meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga beras. Harus peduli juga terhadap masyarakat menengah ke bawah. Karena dengan naiknya harga juga membuka peluang kejahatan, karena yang mereka utamakan perut. Untuk itu coba dipertimbangkan kembali kenaikan harga ini." kata Velly.

Toko sepi

Sementara itu, penjual beras Ihsan mengatakan harga beras mulai melonjak dan belakangan ini tokonya sepi pembeli.

"Harga beras sekarang naik. Untuk pembelinya pun berkurang dari biasanya," kata Ihsan.

Harga beras pandan wangi naik dari harga Rp11.500 menjadi Rp12.000 per liter, beras cianjur naik dari harga Rp10.000 menjadi Rp11.000 per liter, beras petruk Rp11.500 dari harga Rp10.000 per liter, sedangkan beras ramos dijual dengan harga Rp9.000, Rp9.500, Rp10.000 per liter dan beras kualitas bagus seharga Rp12.500 per liter.

"Kalau beras ketan hitam masih stabil Rp18.000 karena peminatnya jarang. Sedangkan beras ketan putih sekarang Rp20.000 dari harga Rp18.000 dan beras merah Rp15.000 dari harga Rp12.500," ujar Ihsan.

Ihsan juga mempertanyakan putusan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengenai impor 500 ribu ton beras yang akan masuk pada akhir januari sampai awal Februari sebelum masa panen.

"Kenapa harus impor? Kan masih banyak beras lokal? Coba diberdayakan dulu yang beras lokal, sebentar lagi juga panen," ujarnya.

Ihsan juga berharap kepada pemerintah untuk menstabilkan harga beras agar mengembalikan daya beli masyarakat.

Pewarta: Arnaz F. Firman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018