Ankara (ANTARA News) - Sebuah pesawat yang membawa 168 orang tergelincir dari landasan pacu ke tebing tepi laut setelah mendarat di bandara di Turki utara pada akhir pekan, tapi tidak ada yang terluka dalam insiden yang digambarkan seorang penumpang "keajaiban" itu.

Pesawat Pegasus Airlines lepas landas dengan mulus dari ibu kota Ankara menuju Trabzon, tempat insiden tersebut terjadi saat pesawat mendarat pada Sabtu malam.

Gambar dramatis dari CNN Turk menunjukkan pesawat itu berada di tebing, moncongnya hanya beberapa meter dari perairan Laut Hitam dan rodanya terjebak di lumpur.

"Terjadi kepanikan, orang-orang berteriak, menjerit," kata salah satu penumpang, Fatma Gordu, kepada kantor berita negara Anadolu.

"Saat mereka menyuruh kami keluar dari pintu belakang, orang-orang saling mendorong. Situasinya mengerikan."

Dia mengatakan mereka bisa mencium bau bahan bakar dan takut kebakaran akan terjadi. "Itu sebabnya kami takut," katanya, menambahkan bahwa ada ibu hamil dan anak-anak di pesawat.

Penumpang bernama Yuksel Gordu mengatakan adalah "keajaiban" mereka bisa selamat.

"Kami bisa saja terbakar, pesawat bisa meledak, kami bisa jatuh ke laut... Setiap kali memikirkannya, saya merasa saya bisa gila,” katanya.

Gambar-gambar dari kantor berita Dogan menunjukkan asap mengepul dari pesawat itu dan dari mesin yang tampaknya jatuh di air. Menurut siaran Dogan pesawat itu berjarak 25 meter dari laut.

Pegasus Airlines mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa tidak ada korban luka di antara 162 penumpang, dua pilot dan empat pramugari.

Penyebab insiden itu belum diketahui, namun penyelidikan sedang dilakukan menurut kantor gubernur Trabzon. Pusat krisis untuk insiden tersebut didirikan di bandara.

"Pesawat akan dipindahkan sementara semua kebijakan sudah diambil untuk pekerjaan dan prosedur yang lain. Ini akan dilaksanakan langkah demi langkah," kata Gubernur Trabzon Yucel Yavuz kepada Anadolu.

Bandara sementara ditutup sebelum dibuka kembali Minggu, sementara operasi pemindahan pesawat dilanjutkan.

Profesor Atakan Aksoy dari Departemen Teknik Sipil Karadeniz Technical University mengatakan konstruksi landasan kedua perlu "dinaikkan".

"Kecelakaan semacam ini bisa terjadi karena permukaan daratan sempit di bagian utara bandara dan karena ini dekat tebing," katanya kepada kantor berita Dogan. (mr)




Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018