Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Pertanian, akan memperluas pasar ekspor sejumlah komoditas hortikultura ke Arab Saudi. Beberapa produk hortikultura yang potensi menembus pasar negara jazirah tersebut yakni buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Deptan, Djoko Said Damardjati di Jakarta, Selasa. "Dari pertemuan kami dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Arab Saudi, mereka siap menerima produk hortikultura kita," katanya ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke Arab Saudi bebarapa waktu lalu. Peluang ekspor komoditas buah-buahan, sayuran maupun tanaman hias dari Indonesia ke negara tersebut sangat besar. Dalam pertemuan dengan Kadin setempat, selain bersedia membuka pasar untuk produk hortikultura Indonesia disisi lain mereka juga menginginkan produk dari Arab bisa masuk ke tanah air, katanya. Beberapa produk yang ditawarkan Arab Saudi diantaranya pupuk phospat dan kurma. "Mereka memerlukan pasar untuk kurma. Selama ini Indonesia mengimpor kurma dari Tunisia dan Mesir," tambahnya. Menanggapi hal itu, Deptan menyetujui dan menurut rencana Menteri Pertanian akan mengunjugi Arab Saudi guna membahas perdagangan pertanian kedua negara. Dirjen juga mengungkapkan keberhasilan sebuah perusahaan peternakan di Arab Saudi mengembangkan ternak sapi di lahan yang sebenarnya tidak cocok untuk peternakan sapi. "Selama ini orang beranggapan beternak sapi harus di dataran tinggi, ternyata di dataran rendah dan kering pun bisa berhasil," katanya. Perusahaan peternakan Alsafi Dairy yang berlokasi di Riyad dengan suhu udara 45 derajat selsius mampu mengembangkan peternakan sapi yang terintegrasi dengan industri susu. Di lahan 3.500 hektar, tambahnya, ternak yang dikembangkan mencapai 30 ribu ekor dengan kemampuan menghasilkan susu 35 liter/ekor/hari, jauh dari produksi susu yang dihasilkan di Indonesia yang hanya 15 liter/ekor/hari. Melihat keberhasilan Arab Saudi mengembangkan peternakan sapi, di daerah kering dan dataran rendah, Djoko menilai di wilayah NTB maupun NTT memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ternak sapi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007