Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp13.352 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.359 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pelaku pasar uang merespon positif beberapa berita baik dari dalam negeri di antaranya penilaian positif membaiknya neraca perdagangan 2017 yang mencatatkan surplus tiga tahun berturut-turut, itu masih menjadi penopang bagi pergerakan rupiah," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional yang diekspektasikan tumbuh seiring dengan adanya pelaksanaan Pilkada, turut menjaga fluktuasi mata uang domestik.

"Pelaksanaan Pilkada dipercaya akan mendorong konsumsi di dalam negeri yang akhirnya mendorong perekonomian nasional," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri mengenai penandatanganan satu Naskah Amandemen Kontrak Karya (KK) dan 18 Naskah Amandemen Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) juga memberikan harapan perbaikan ekonomi nasional.

"Penandatanganan amandemen itu diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor pertambangan," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan bahwa mata uang rupiah bergerak menguat dibantu sentimen positif dari harga komoditas yang masih berada dalam tren penguatan, situasi itu membantu kinerja ekspor Indonesia.

"Selain itu, investor asing yang kembali masuk ke pasar saham juga turut membantu penguatan mata uang rupiah," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018