Jayapura (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menyiagakan obat dan vaksin untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Asmat yang tengah dilanda kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk.

"Terkait obat dan vaksin kami tetap menunggu permintaan tambahan dari teman-teman di Asmat," kata Sekretaris Dinkes Papua Silwanus Sumule di Jayapura, Kamis.

Menurut dia, stok obat di laboratorium farmasi Provinsi Papua selalu tersedia sehingga dapat langsung dikirim jika ada permintaan dari Asmat.

"Memang kendala terbesar kami adalah terkait pengiriman, karena hanya bisa lewat tiga jalur. Kalau dari Jayapura langsung ke Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat cukup mahal, kami harus carter pesawat dan satu kali terbang biayanya sekitar Rp80 juta," ujarnya.

Pengiriman obat dan vaksin ke Asmat relatif lebih murah jika melalui Timika lalu ke Asmat.

Namun, karena bersifat darurat maka harus sewa pesawat untuk mempercepat pengirimannya.

Sebelumnya, Dinkes Papua mengirim 800 vial vaksin ke Kabupaten Asmat guna menangani wabah campak di daerah tersebut.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Papua dr Aaron Rumainum mengatakan permintaan vaksin dari Dinkes Asmat ke Dinkes Provinsi Papua juga sudah tiba di Agats pada 11 Januari 2018.

Selain vaksin, kata Silwanus Sumule, pada Selasa (16/1) pihaknya mengirim satu ton makanan tambahan (PMT) ke Asmat.

Pada Rabu (17/1), Dinkes Papua kembali mengirim satu ton makanan tambahan ke Asmat.

"Ada dua kali penerbangan, bantuan makanan tambahan yang kami kirim ini dari Sentani, Kabupaten Jayapura langsung masuk ke Agats ibu kota Kabupaten Asmat," ujarnya. 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018