Jakarta (ANTARA News) - Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat sekaligus mendorong efisiensi logistik.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, mengatakan dibangunnya Pelabuhan Patimban dapat meningkatkan ekonomi nasional, khususnya karena pelabuhan ini dekat dengan koridor Bekasi-Karawang-Purwakarta yang menggerakkan hingga 65 persen perekonomian.

"Saya rasa dengan pembangunan pelabuhan ini, ekonomi masyarakat akan ikut meningkat," katanya yang mengunjungi pelabuhan tersebut pada Rabu (17/1).

Dalam kunjungan tersebut, Ridwan didampingi oleh Bupati Subang Imas Aryumningsih, Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Pelabuhan Patimban Anwar dan Camat Pusakanagara Ela Nurlaela.

Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk melihat persiapan pembangunan termasuk proses pembebasan lahan pelabuhan.

"Secara umum ada dua isu yang menjadi kendala terbesar dalam pembangunan infrastruktur yakni pembebasan tanah dan kesesuaian tata ruang, hal ini semua sudah tidak ada masalah," ungkap Ridwan.

Bupati Subang Imas mengatakan pihaknya sudah merevisi rencana tata ruang dan wilayah untuk menyesuaikan dengan kawasan pelabuhan.

"Kami siapkan lahan 10 hektare untuk kawasan penyangga Pelabuhan Patimban," katanya.

Proses pembebasan lahan, lanjut Imas, juga tidak mengalami kendala. Kendati demikian, saat ini prosesnya tengah memasuki tahapan "appraisal" untuk menentukan harga tanah dan bangunan warga. Pemerintah daerah menegaskan proses penentuan harga tersebut tidak merugikan masyarakat.

"Mengenai harga kita berharap masyarakat mendapat ganti untung bukan ganti rugi," tukasnya.

Untuk menghindari munculnya konflik, Imas menambahkan pihaknya mengupayakan lahan teknis untuk pertanian tidak masuk rencana tata ruang bagi kawasan industri.

"Jadi tidak ada isu konversi lahan pertanian karena kami ingin mempertahankan kemampuan Kabupaten Subang dalam hal ketahanan pangan yang memegang posisi ketiga setelah Karawang dan Indramayu," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satker Pembangunan Pelabuhan Patimban Anwar mengemukakan bahwa selain untuk terminal kontainer, rencananya pelabuhan akan digunakan untuk menunjang industri di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Dengan dibangunnya Pelabuhan Patimban, maka pengguna jasa dapat memiliki dua opsi outlet untuk mengirimkan hasil produksinya selain Pelabuhan Tanjung Priok," jelasnya.

Sebelum ditetapkan sebagai pelabuhan pengganti Cilamaya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan merancang Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan pengumpan regional.

Konstruksi Pelabuhan Patimban fase I direncanakan dimulai pada Maret 2018 mendatang. Sesuai "masterplan" yang dirancang oleh Kemenhub, tahap pertama fase 1 Pelabuhan Patimban dibangun terminal peti kemas seluas 430 x 300 meter dari total panjang dermaga 4.320 meter. Sedangkan lapangan peti kemas memiliki luas 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total 7,5 juta TEUs.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018