Ini menunjukkan stabilitas ekonomi."
Beijing (ANTARA News) - Ekonomi China pada 2017 tumbuh senilai 6,9 persen atau lebih tinggi daripada pertumbuhan pada 2016 senilai 6,7 persen, sehingga melebihi target yang ditetapkan 6,5 persern, demikian Biro Statistik Nasional China (NBS).

"Sebagian besar indikator ekonomi makro melampaui ekspektasi pasar. Ini menunjukkan stabilitas ekonomi," kata Kepala NBS Ning Jizhe sebagaimana dikutip Kantor Berita Xinhua China, Jumat.

Produk domestik bruto (GDP) negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu pada 2017 mencapai 82,71 triliun RMB (12,84 triliun dolar Amerika Serikat/AS). Sektor jasa memberikan kontribusi separuh dari total GDP.

Kendaraan berbahan bakar energi terbarukan, industri robot, dan tenaga matahari, menurut NBS, juga turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Di lain pihak, sektor baja dan semen masing-masing mengalami penurunan 1,5 persen dan 0,2 persen, namun tekstil dan industri batu bara masing-masing tumbuh 4 persen dan 3,2 persen.

Data NBS juga menunjukkan peningkatan konsumtif masyarakat perdesaan yang dapat dilihat dari pertumbuhan sektor perdagangan eceran sebesar 11,8 persen, melampaui kawasan perkotaan yang hanya mengalami kenaikan 10 persen.

Investasi swasta pada 2017 juga naik sebesar 6 persen menjadi 38,15 triliun RMB.

Sementara itu, ekspor dan impor China ke/dari negara-negara kawasan Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 (Belt and Road) naik sebesar 17,8 persen.

Juru Bicara Badan Bea Cukai China, Huang Songping, menyebutkan bahwa nilai ekspor-impor China dengan negara-negara blok B&R mencapai 7,37 triliun RMB, demikian Radio Internasional China (CRI) melaporkan.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018