Jakarta (ANTARA News) - Partai final turnamen bulu tangkis Malaysia Masters 2018 menjadi pertemuan ke-20 dua atlet tunggal putri Ratchanok Intanon (Thailand) dan Tai Tzu Ying (Taiwan).

Berdasarkan laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang dipantau di Jakarta, Sabtu, kedua pemain yang beberapa kali bertemu di laga puncak berbagai turnamen bulu tangkis ini saling mengalahkan satu sama lain.

Dari rekor pertandingan, Intanon masih lebih dominan dengan 10 kemenangan, sementara Tai membukukan sembilan kemenangan.

Namun, soal peringkat, atlet Taiwan lebih digdaya dengan peringkat kesatu dunia berbekal tujuh gelar turnamen Super Series dan Super Series Premier sejak akhir 2016 hingga akhir 2017.

Sementara itu, Intanon berada di peringkat lima dunia berbekal dua gelar GPG dan satu Super Series Premier sepanjang 2017, ditambah satu GPG, dua Super Series dan satu Super Series Premier sepanjang 2016.

Dalam perjalanan mereka ke partai final Malaysia Masters 2018 sendiri, kedua pemain harus melalui laga alot yang sama-sama memakan waktu lebih dari 1 jam di partai semifinal.

Tai yang berstatus unggulan satu, menghadapi perlawanan berat dari unggulan empat asal Spanyol, Carolina Marin. Setelah melalui laga selama 1 jam 19 menit, Tai akhirnya memperoleh tiket final setelah membukukan kemenangan 12-21, 21-15, 23-21.

Intanon yang didapuk sebagai unggulan lima. Dia harus berjibaku kala menghadapi wakil Jepang unggulan dua, Akane Yamaguchi di semifinal. Bermain selama 1 jam 10 menit, Intanon akhirnya berhak ke final usai menang 21-15, 16-21, 21-19.

Dengan jumlah kemenangan bagi kedua pemain tunggal putri yang cukup berimbang, laga final antara Intanon dan Tai ini sendiri akan sangat sulit diprediksi.

Akan tetapi, melihat dari lima kali pertemuan terakhir Intanon dan Tai, wakil Thailand lebih dominan dengan tiga kemenangan berbanding dua kemenangan milik Tai.

Dua kali perjumpaan terakhir kedua pemain sendiri di China Terbuka 2017 dan Super Series Finals 2017, menjadi milik Intanon.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018