Brussels, Belgia (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan meminta Uni Eropa (UE) secara resmi mengakui Negara Palestina ketika dia bertemu dengan para menteri luar negeri UE pada Senin (22/1), kata seorang pejabat senior kepada AFP pada Minggu.

Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki mengatakan Abbas akan mengatakan kepada UE bahwa mereka harus mengambil langkah tersebut "sebagai satu cara untuk merespons" keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Abbas juga akan "menegaskan kembali komitmennya terhadap proses perdamaian" di Timur Tengah, kata Maliki dalam sebuah wawancara dengan AFP di Brussels.

Sepekan lalu, Abbas mengecam upaya Trump untuk menyelesaikan konflik panjang itu sebagai "tamparan terkeras abad ini" dan menimbulkan kegelisahan dengan mengatakan Israel menarik diri dari perjanjian Oslo yang menjadi basis dari proses perdamaian yang macet itu.

"Karena keputusan Trump mengubah aturan mainnya, dia (Abbas) berharap para menteri luar negeri Eropa maju dan bersama-sama mengakui negara Palestina sebagai sebuah cara untuk merespons keputusan Trump," kata Maliki.

"Jika Eropa ingin menjadi pemain, maka mereka harus adil dalam memperlakukan kedua pihak dan ini harus dimulai dengan pengakuan negara Palestina."

Abbas akan bertemu kepala diplomatik UE Federica Mogherini dan menteri luar negeri UE pada Senin di sela rapat bulanan mereka, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan serupa bulan lalu.

Para diplomat dan pejabat di Brussels mengatakan pengakuan bagi Palestina kemungkinan tidak akan terjadi pada Senin--UE menyerahkan pengakuan itu ke tangan individu anggota-- dan hal terbaik yang bisa diharapkan Abbas adalah kemajuan menuju "kesepakatan asosiasi" dengan blok itu.

Maliki mengatakan kepada AFP bahwa Otoritas Palestina "sangat serius" dalam kesepakatan seperti ini, dan juga mengharapkan pengakuan formal sebagai negara.

"Yang satu tidak menggantikan yang lain. Mutlak tidak demikian," katanya.

Terlepas dari komentar Abbas mengenai perjanjian Oslo dan kekukurannya bahwa Amerika Serikat tidak bisa lagi berperan sebagai mediator, Maliki mengatakan bahwa dia masih berkomitmen terhadap proses perdamaian yang secara efektif terhenti sejak 2014.

"Dia ingin menegaskan kembali komitmennya pada proses perdamaian. Dia akan mengatakan saya tidak akan mundur dari proses perdamaian, saya akan tetap berkomitmen," kata Maliki kepada AFP.

Abbas berada di Brussels sementara Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengunjungi Israel dalam lawatan Timur Tengah di tengah kemarahan Arab terhadap keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.(mu)



Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018