Satu, India, sifatnya tidak bilateral karena untuk KTT Asean-India, memperingati 25 tahun kemitraan Asean dan India. Kemudian keempat negara yang lain adalah kunjungan kenegaraan bilateral penuh."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke lima negara di Asia Selatan terkait misi peningkatan kerja sama ekonomi hingga perdamaian.

Menlu di Jakarta, Senin mengungkapkan pada Rabu (24/1) Presiden akan memulai kunjungan kenegaraan dan kerja, yakni ke negara Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh dan Afganistan.

"Satu, India, sifatnya tidak bilateral karena untuk KTT Asean-India, memperingati 25 tahun kemitraan Asean dan India. Kemudian keempat negara yang lain adalah kunjungan kenegaraan bilateral penuh," kata Retno di sela acara makan siang dengan wartawan di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri Jakarta.

Retno mengatakan lima negara ini adalah mitra sahabat Indonesia sudah sejak lama dan bahkan beberapa negara di antaranya telah bersama dengan Indonesia sejak awal perjuangan membentuk Konferensi Asia-Afrika, Gerakan Non-Blok dan sebagainya.

"Sekarang negara-negara tersebut tetap menjadi sahabat Indonesia, dimana Indonesia berhubungan ekonomi secara baik, jumlahnya cukup besar, angka perdagangan kita dengan negara-negara tersebut dan kita ingin memperkuat," katanya.

Untuk memperkuat kerjasama dengan negara tersebut, kata Retno, Indonesia sedang mengusulkan PTA (preference trading arrangement).

"Nah beberapa negara di antaranya sudah confirm, sudah memberikan respons yang positif, tetapi ada beberapa negara yang mengatakan apa sebaiknya langsung FTA (free trade Area)," katanya.

Menlu mengatakan untuk "free trade"-nya Indonesia menyatakan setuju namun akan dilakukan secara bertahap.

"Oleh karena itu saya selalu bersama dengan pak Mendag untuk melakukan pembicaraan dan negosiasi," katanya.

Sedangkan misi kedua, kata Menlu, kunjungan Presiden Jokowi ke lima negara Asia Selatan ini ingin memperkokoh persahabatan dan perdamaian.

"Karena di sinilah kekuatan Indonesia untuk terus menyebarkan `value of peace`, nilai dari perdamaian," katanya.

Retno mengatakan kunjungan Presiden ke Bangladesh terkait isu mengenai masalah kemanusiaan yang tidak bisa dihindarkan karena Indonesia memang sudah bersama Bangladesh cukup lama dalam menangani pengungsi yang datang dari Rakhine State.

"Dan nanti pada saat Presiden berkunjung ke sana, kita juga akan ada tambahan beberapa bantuan yang kita tawarkan," katanya.

Retno mengatakan semua bantuan yang dilakukan Indonesia, baik di Myanmar maupun di Bangladesh adalah sesuatu yang mereka inginkan.

"Jadi kita tidak memberikan bantuan yang di luar keinginan mereka. Koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terus kita lakukan. Dokter-dokter kita juga sudah beroperasi di sana dan bantuan ini sekali lagi bukan hanya bantuan dari pemerintah, tetapi juga bantuan dari masyarakat, dari para relawan kemanusiaan. Jadi kita ingin menjadi satu Indonesia in corporate. Jadi intinya itu," tegas Retno.

Rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi diawali ke Sri Lanka pada 24-25 Januari, ke India pada 25-26 Januari, ke Pakistan 26-27 Januari, Bangladesh 27-28 Januari.

Selanjutnya Presiden Jokowi dari Bangladesh dijadwalkan ke Afghanistan pada 29 Januari dan langsung kembali ke Indonesia.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018