Ternate (ANTARA News) - Abrasi di Pulau Moti, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), semakin mengancam permukiman warga di pulau itu, tetapi sejauh ini belum ada langkah-langkah penanganan instansi terkait di Pemkot Ternate.

"Kalau air laut pasang dan bertepatan dengan musim keras ombak, air laut masuk sampai ke rumah warga, sehingga warga selalu dihantui ketakutan,"kata salah seorang warga Pulau Moti, Muhammad Sofyan di Ternate, Rabu.

Warga sudah berulang kali meminta kepada Pemkot Ternate untuk membangun tanggul penahan ombak di sejumlah lokasi di Pulau Moti yang terkena abrasi, tetapi permintaan itu sampai saat ini belum ditindaklanjuti.

Menurut dia, warga selama ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi abrasi itu, seperti memasang tumpukan karung pasir dan batu di sekitar rumah yang terancam abrasi, tetapi hanya bisa bertahan beberapa bulan karena kuatnya terjangan ombak laut.

Warga sebenarnya ingin pindah ke lokasi lain yang lebih aman, tetapi tidak memiliki lahan di lokasi lain, sementara untuk membeli lahan baru terbentur dengan tidak adanya uang mengingat mayoritas warga setempat adalah nelayan tradisional, yang penghasilannya pas-pasang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ternate, Risfal Tribudianto mengaku sudah memasukan masalah abrasi di Pulau Moti itu sebagai program prioritas.

Dinas PUPR akan membangun tanggul penahan ombak di sejumlah lokasi di Pulau Moti, namun karena keterbatasan anggaran pembangunan tanggul penahan ombak di Pulau itu akan dilakukan secara bertahap dengan prioritas di lokasi yang dinilai sangat mengancam keselamatan permukiman warga.

Ia menambahkan, pembangunan tanggul penahan ombak serupa juga akan dilakukan di sejumlah lokasi lainnya di Kota Ternate, seperti di Pulau Ternate dan Pulau Hiri yang abrasinya sudah mengancam permukiman warga.

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018