Jakarta (ANTARA News) - Bupati Parigi Moutong, H. Samsurizal Tombolututu optimis kabupaten yang dipimpinnya tetap menjadi 10 besar kabupaten paling produktif dari 511 kabupaten dan kota se-Indonesia.

Dari 10 kabupaten tersebut hanya Parigi Moutong (Parimou) yang berbasis pertanian pangan. Kabupaten lain umumnya berbasis industri maupun jasa. "Petani adalah kekuatan kabupaten ini, jadi saya tidak akan biarkan ada yang mengganggu petani di sini dengan memasukkan beras impor," kata Samsurizal saat panen di lahan seluas 33 hektare di Parimou, Sulawesi Tengah, Rabu (24/1).

Sejak Desember lalu Parimou sebagai sentra padi di Sulawesi Tengah memang tidak henti-hentinya panen. Kini giliran di Kecamatan Mepanga dipanen 33 ha dari hamparan sekitar 3000 hektare.

Menurut Samsurizal di Parimou petani tiap hari tanam dan panen padi. "Jadi kalau hari ini Mepanga yang merupakan bagian tengah Parimou panen,  maka di bagian selatan seperti di Parigi sesungguhnya sudah tanam.  Di lokasi lain di bagian utara seperti di Moutong padi tengah bunting akan nyusul panen," tutur Samsurizal.  Strategi ini dijalankan untuk amankan pasokan dan harga beras.

Pantas sepanjang 2017 Parimou surplus beras 140 ribu ton.  Beras dari Parimou dikirim ke kabupaten tetangga seperti Palu, Toli-toli,  dan Buol. Bahkan hasil panen juga dijual ke Propinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara.  

Dengan demikian Parimou layak menjadi lumbung beras Indonesia Timur.

"Saya bertekad tingkatkan terus produksi beras Parimou. Sehingga ke depan Parimou tidak hanya memasok Sulawesi saja tapi juga pulau lain seperti Maluku dan  Papua," kata Samsurizal.

Kini untuk menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, Parimou menggaet Institut Pertanian Bogor bekerjasama kembangkan pertanian dan perikanan.

"Kelapa kopyor sangat potensial dikembangkan di daerah pantai seperti Parimou," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Nelson Netubun SP.

Menurut Mantri Tani Kecamatan Mepanga,  I Nyoman Sujana SP, petani Mepanga sangat menyukai varietas Ciherang dan Mekongga karena harga jualnya bagus. Petani biasa menjual beras seharga Rp7.000- Rp8.000 per kilogram.

Di sisi lain menurut Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, selaku Penanggung Jawab Upsus Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Mat Syukur,  upaya Bupati untuk mewujudkan  Parimou sebagai lumbung beras Indonesia Timur akan didukung Kementan.

"Kami pasti memberikan reward kepada kabupaten dan kota yang berprestasi dan sebaliknya memberikan punishment​ kepada daerah yang tidak mencapai target," kata Syukur.

imbal balik dari Kementan biasanya berbentuk bantuan benih, pupuk, alsintan, dan cetak sawah baru.

Hadir pula di acara panen tersebut penanggung jawab upsus kabupaten Parimou, Prof. Dedi Nursyamsi, Kepala BPTP Sulteng, dan staf Balitbangtan serta kelompok tani yang didampingi para pimpinan skpd, camat, kades,  danramil, dan babinsa. (dn)

Pewarta: Antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018