NEW DELHI--(Antara News/BUSINESS WIRE)-- ROTAVAC®, vaksin rotavirus pertama dunia yang diproduksi oleh Bharat Biotech, memperoleh prakualifikasi World Health Organization (WHO Jenewa), demikian diumumkan perusahaan farmasi India tersebut hari ini.

Lihat rilis pers multimedia selengkapnya di sini: http://www.businesswire.com/news/home/20180124005715/en/

Prakualifikasi WHO penting bagi badan-badan PBB dan Aliansi Vaksin Gavi untuk membeli vaksin itu dengan menggandeng negara-negara berkembang dan akan ikut mempercepat ketersediaan ROTAVAC® di negara-negara berkembang yang paling terdampak penyakit tersebut. India telah memperkenalkan ROTAVAC® ke program imunisasi nasionalnya selama 2016, dengan sekira 35 juta dosis dikirimkan hingga saat ini.

Rotavirus adalah penyebab utama diare parah di antara anak-anak di bawah umur lima tahun di seluruh dunia, yang mengakibatkan sekira 215.000 anak meninggal dunia dan dua juta lainnya dirawat inap. Vaksinasi merupakan bagian penting dari upaya kesehatan publik global guna memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan UNDP.

“Kami amat gembira menjadi produsen vaksin rotavirus pertama dari negara berkembang dan India yang mendapat Prakualifikasi WHO. Kami bangga mempersembahkan vaksin buatan India ini kepada dunia Dampak nyata vaksin bisa dilihat, ketika vaksinasi dilakukan di wilayah yang terdampak. Pemerintah India telah berupaya keras menyediakan ROTAVAC® kepada jutaan orang di India," kata Dr. Krishna Ella, Chairman sekaligus Managing Director Bharat Biotech.

“Rekam jejak Bharat Biotech memproduksi vaksin yang menyelamatkan jiwa membuktikan komitmen perusahaan itu sejak lama untuk membuat vaksin yang terjangkau bagi negara berkembang. ROTAVAC® telah disediakan untuk negara berpenghasilan rendah dengan harga 1 dolar AS / dosis, agar harganya bisa lebih murah sekira 30% lagi, berdasarkan pengadaan sekira 100 juta dosis untuk negara-negara ini,” tambah Dr. Krishna Ella.

ROTAVAC® dikembangkan sebagai hasil dari model kerjasama tim ilmuwan dari banyak negara yang bermitra dengan banyak pihak selama lebih dari dua dekade. Kemitraan inovasi sosial publik dan swasta besar ini mencakup Department of Biotechnology (DBT) Pemerintah India, Indian Council of Medical Research, Indian Institute of Science (IISC), All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Translational Health Sciences and Technology Institute (THSTI), Society for Applied Studies (SAS), Christian Medical College (CMC) Vellore, King Edwards Memorial Hospital (KEM) Pune, Stanford University School of Medicine, National Institutes of Health (NIH) AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, Johns Hopkins University dan PATH. Kemitraan ROTAVAC® tersebut menghasilkan lebih dari 15 publikasi internasional, termasuk publikasi tahap III yang amat penting di Lancet pada 2014.

“Kemitraan tim ilmuwan baru yang mengembangkan vaksin ini menjadi contoh yang berguna bagi perusahaan lain,” ujar Dr. Roger I. Glass, Direktur Fogarty International Center di National Institutes of Health AS, yang ikut mengawasi proses tersebut. “Hasilnya adalah vaksin efektif namun ekonomis yang mampu menyelamatkan jiwa ribuan anak di Afrika dan wilayah lain.” Menurut dia, Rotavirus mengakibatkan sekitar 36% persen anak harus dirawat inap karena diare di seluruh dunia dan sekira 200.000 lainnya meninggal dunia di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Prakualifikasi WHO atas ROTAVAC® merupakan hasil proses regulasi yang ketat. ROTAVAC® telah dikembangkan sejak tahun 2000 dengan membutuhkan investasi sekitar 200 juta dolar AS untuk pengembangan produk dan infrastruktur manufaktur khusus. Fasilitas Genome Valley telah menetapkan kapasitas produksi 200 juta dosis / tahun, dan merupakan contoh terukur yang siap memenuhi permintaan global.

“Kepemimpinan India dalam mengembangkan dan memperkenalkan vaksin rotavirusnya sendiri patut dipuji dan menekankan komitmen nasional guna meningkatkan kesehatan anak-anak mereka,” kata Duncan Steele, deputy director tim Enteric Diarrheal Diseases di Bill & Melinda Gates Foundation. “Vaksin rotavirus berprakualifikasi WHO yang diproduksi di dalam negeri akan melindungi anak-anak di India, Afrika, Amerika dan seluruh Asia dari penyakit yang melemahkan ini.”

Bharat Biotech berhasil mengurangi volume dosis ROTAVAC®, menjadi 0,5 ml / dosis dan diberikan dalam format siap pakai, yang tidak memerlukan pemulihan lebih lanjut, serupa dengan vaksin polio oral. Profil produk ROTAVAC® telah dirancang secara optimal untuk negara berkembang oleh negara berkembang guna membantu kemudahan pemberian, mengurangi perlunya pelatihan, dan dengan jejak rantai dingin terendah untuk vaksin rotavirus oral di dunia. Jejak rantai dingin telah dikurangi menjadi sekira 3 cm3 / dosis, yang amat menghemat biaya penyimpanan rantai dingin dan distribusi. Volume dosis 0,5 ml ini juga mengurangi jumlah obat yang dimuntahkan oleh bayi saat vaksin tersebut diberikan.

Lihat versi aslinya di businesswire.com: http://www.businesswire.com/news/home/20180124005715/en/

Kontak
Bharat Biotech
Sheela Panicker, +91 984 980 9594
enRight@enrightpr.com

Sumber: Bharat Biotech

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: Adityawarman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018