Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 52 poin menjadi Rp13.262 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.314 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakatra, Kamis, mengatakan, dolar Amerika Serikat masih berada di bawah tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah karena kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yakni America First.

"Kebijakan America First bersifat protektif, kebijakan itu termasuk potensi penarikan diri dari kesepakatan North America Free Trade Agreement dan menolak kesepakatan perubahan iklim," katanya.

Ia menambahkan, pelemahan dolar Amerika Serikat juga dipicu pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin, pelemahan dolar Amerika Serikat berimbas positif untuk perdagangan Amerika Serikat ke depannya. Pernyataan itu menunjukkan pemerintahan Trump lebih menyukai penyusutan dolar Amerika Serikat lebih lanjut.

Analyst Valbury Asia Futures, Lukman Leong, menambahkan, ruang pertumbuhan PDB Indonesia pada 2018 ini yang cukup terbuka mendorong rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS.

"Kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan yang terkendali mendukung momentum pertumbuhan ekonomi sehingga aset berdenominasi rupiah diminati pelaku pasar," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Kamis (25/1), mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.290 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.321 per dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018