Padang (ANTARA News) - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mercubaktijaya Padang, Sumbar secara resmi mendirikan Program Studi (Prodi) Terapi Wicara yang merupakan pertama di Sumatera.

"Ini yang pertama di Sumatera dan keempat di Indonesia yang konsentrasinya membantu individu yang kesulitan dalam berbicara, " kata Ketua Stikes Mercubaktijaya Elmiyasna K, Skp di Padang, Kamis.

Dia menyebutkan prodi ini didirikan dengan latar belakang semakin meningkatnya kebutuhan akan ahli terapi berbicara di berbagai rumah sakit dan dunia pendidikan.

Sebagai gambaran saat ini baru ada 13 lulusan diploma Terapi Wicara di Sumbar dan tersebar di berbagai rumah sakit seperti RS Stroke Bukittinggi, RSUP M Jamil dan RSUD Dr Rasyidin Padang.

Sedangkan di dunia pendidikan ada sekitar 1.280 siswa di Padang yang membutuhkan terapi bicara.

"Mahasiswa yang kuliah di prodi ini akan terfokus pada pengajaran tentang upaya mendidik anak yang sulit bicara atau autis menjadi dapat berbicara, " ujarnya.

Bukan hanya anak, individu yang sembuh dari stroke juga membutuhkan ahli terapi bicara untuk memudahkan berbicara kembali.

Dalam hal ini mahasiswa akan diberikan semua ilmu dan praktik laboratorium tentang anatomi, fisiologi maupun psikologi tubuh manusia.

Sebagai lulusan prodi ini akan mengajarkan sejak dasar dan bertahap kepada individu seperti anak atau dewasa pasca stroke untuk berbicara.

"Saat ini baru empat prodi Terapi Wicara di Indonesia yakni Solo, Bandung, Jakarta dan Padang, " kata dia.

Khusus di prodi ini baru memiliki enam orang dosen yang sebagian besar didatangkan dari luar daerah.

Dia menargetkan ajaran baru 2018/2019 tahun ini, prodi tersebut dapat membuka penerimaan mahasiswa baru.

Sementara itu Koordinator Kopertis X Prof Herri menyambut baik adanya prodi Terapi Wicara di lingkungan pengawasannya tersebut.

Menurutnya lulusan keahlian terapi berbicara saat ini masih langka di Indonesia sehingga kebutuhannya mendesak.

Dia berharap prodi ini mendapatkan jumlah mahasiswa yang banyak sehingga kebutuhan terapis tersebut dapat diakomodasi.

Pewarta: M. R. Denya Utama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018