Jepara (ANTARA News) - Satuan Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Resor Jepara, Jawa Tengah, mengimbau nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, agar menghentikan sementara aktivitas melaut karena gelombang laut di daerah setempat sedang tinggi sehingga tidak aman untuk pelayaran.

"Kami sudah memberikan imbauan kepada semua lapisan masyarakat yang aktivitasnya di laut untuk menghentikan sementara sampai menunggu cuaca kembali aman untuk melaut," kata Kasat Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Kepolisian Resor Jepara AKP Hendrik Irawan di Jepara, Kamis.

Selain itu, lanjut dia, Polairud juga turun ke lapangan saat cuaca buruk untuk menghimbau para nelayan agar tidak nekat melaut.

Nelayan yang nekat melaut saat gelombang tinggi, kata dia, tentunya mempertaruhkan keselamatannya.

"Ketua kelompok nelayan juga kami minta untuk menyampaikan kepada anggotanya agar selalu memperhatikan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," ujarnya.

Ia juga mengimbau, nelayan yang hendak melaut untuk membawa alat keselamatan, terutama life jacket (pelampung) sebagai antisipasi ketika terjadi kecelakaan di laut.

Hari ini (25/1), lanjut dia, memang ada nelayan yang perahunya dihantam ombak hingga mengakibatkan perahunya pecah pada bagian depan kanan.

Kejadian tersebut, diperkirakan terjadi pukul 07.00 WIB ketika mereka tengah mencari ikan di Perairan Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Jepara.

"Mereka berangkat mencari ikan sekitar pukul 04.00 WIB dari Dukuh Bayuran, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang hingga wilayah Ujungwatu," ujarnya.

Beruntung, kata dia, ketiga nelayan yang menumpangi perahu tersebut selamat setelah perahunya berhasil menepi di Pantai Ujungwatu, Kecamatan Donorojo.

Ketiga nelayan selamat tersebut, yakni Sriyanto (40), Marsono (55) dan Rama (17) sama-sama dari Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Jepara.

Perahu nelayan tersebut, juga berhasil dievakuasi ke daratan dengan bantuan aparat kepolisian, BPBD, serta masyarakat setempat.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018