Bengkulu (ANTARA News) - Seorang warga Desa Tumbuan Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Tarmizi (50) menderita luka di bagian kaki setelah diserang seekor beruang madu (Helarctos malayanus) di area kebun karet miliknya.

"Saat itu korban sedang menakil untuk menyadap karet tiba-tiba beruang sudah menyerang," kata Gusti, warga Tumbuan yang membawa korban ke RSUD M Yunus di Bengkulu, Senin.

Serangan beruang itu membuat Tarmizi mengalami luka cukup parah yaitu kehilangan dua jari kaki sebelah kirinya.

Warga desa lainnya yang mengetahui penyerangan itu pun membantu Tarmizi mendapatkan perawatan di RSUD M Yunus, Kota Bengkulu.

Sementara Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, Abu Bakar mengatakan sudah menurunkan tim ke lokasi konflik satwa.


"Sudah ada tim yang turun ke lokasi untuk mengantisipasi serangan lanjutan," kata Abu.

Ia mengatakan beruang yang merupakan satwa langka dilindungi itu diperkirakan keluar dari habitatnya di Hutan Lindung Bukit Sanggul.

Selain di Desa Tumbuan lanjut dia, konflik satwa beruang juga terjadi di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Ada dua tim yang turun ke dua lokasi berbeda untuk menangani konflik satwa itu," katanya.

Beruang madu merupakan satwa langka dilindungi yang menjadi fauna khas Provinsi Bengkulu. Satwa ini bahkan dipakai sebagai simbol dari Provinsi Bengkulu.

Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.

Pewarta: Helti Marini S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018