Medan (ANTARA News) - Kereta api rute Lubukpakam-Pematangsiantar, Sumatera Utara untuk mendukung transportasi ke kawasan objek wisata Danau Toba direncanakan beroperasi mulai Februari 2018.

"Dijadwalkan kereta api rute Lubukpakam-Pematangsiantar itu tiba di Pelabuhan Belawan pertengahan Februari 2018 sehingga diharapkan bisa beroperasi pada bulan itu juga," ujar Wakil Presiden Divisi Regional Sumut PT Kereta Api Indonesia (KAI), Aslikan, di Medan, Senin.

Dia mengakui, rencana operasi di Februari 2018 itu memang sudah molor dari target semula di tahun 2017 karena ada masalah teknis.

Kereta api premium yang sudah selesai dilelang itu, kata Aslikan, sedang berada di PT Industri Kereta Api atau INKA di Madiun.

"Semoga nantinya semuanya sesuai rencana sehingga kereta api itu bisa dioperasikan segera untuk mendukung transportasi wisatawan ke kawasan Danau Toba, Parapat," katanya.

Pada tahap awal, kata dia, kereta api premium yang melayani Lubukpakam-Pematangsiantar melayani dua kali perjalanan dari satu kali dewasa ini.

Aslikan juga belum bisa menyebutkan berapa tarif kereta api di rute tersebut dengan alasan belum juga mendapat penetapan dari kantor pusat KAI.

Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Otorita Danau Toba (BODT) M Rommy Fauzi menyebutkan, awalnya memang direncanakan ada pembangunan rel dari Siantar ke Parapat untuk melayani langsung wisatawan yang mau ke Danau Toba.

"Tetapi karena belum terwujud, maka pemerintah meminta PT KAI dan Damri bekerja sama untuk melayani angkutan wisatawan dari Siantar ke Danau Toba itu," katanya.

Setelah wisatawan naik kereta api hingga Siantar, maka selanjutnya Damri akan meneruskan perjalanan penumpang itu ke Parapat.

"Direncanakan tarif tiket kereta api nantinya ditetapkan dalam satu harga bersama Bus Damri ke Parapat, Danau Toba," katanya,

Rommy menegaskan, pemerintah terus mendukung pembangunan sarana dan prasarana di kawasan Danau Toba untuk bisa mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara Sumut sebanyak satu juta orang di tahun 2019.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018