Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bilateral bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sepakat upaya pembangunan perdamaian di Afghanistan juga harus ditopang dengan pembangunan ekonomi negara itu dan harus berjalan secara beriringan.

"Tanpa perdamaian tidak akan ada kesejahteraan, tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari. Oleh karena itu, pada saat kita bekerja sama membangun perdamaian, maka kerja sama ekonomi harus ditingkatkan secara paralel," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Agr, Kabul pada Senin.

Presiden Jokowi menjelaskan nilai perdagangan kedua negara yang masih relatif rendah. Jokowi percaya potensi kerja sama perdagangan kedua negara sangat besar.

Oleh karena itu Presiden akan menindaklanjuti potensi kerja sama dengan menugaskan pihak terkait.

"Saya telah meminta para menteri saya untuk mendorong `business-to-business contact`," demikian Presiden dalam keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin diterima Antara di Jakarta.

Sebelumnya, sekitar 100 pengusaha Afghanistan hadir dalam Trade Expo Indonesia pada 2017. Kedatangan mereka membukukan nilai transaksi lebih dari 1,1 juta dolar AS.

Presiden Joko Widodo berjanji untuk mengirimkan delegasi bisnis potensial ke Afghanistan pada triwulan pertama 2018.

"Saya yakin interaksi yang lebih intensif antara pebisnis kedua negara dapat membuka berbagai peluang kerja sama," kata Presiden.

Selain itu, dukungan Indonesia pada upaya perdamaian di Afghanistan turut ditunjukkan dengan kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Indonesia, menurut Jokowi, akan terus meningkatkan program pembangunan kapasitas masyarakat Afghanistan seperti pemberdayaan perempuan, pengembangan UMKM, bidang kesehatan, penegakan hukum, dan tata kelola pemerintahan.

"Indonesia juga siap memberikan 100 beasiswa bagi pelajar Afghanistan," tambah Presiden.

Pada saat pertemuan bilateral, berulang kali Presiden Ghani menyampaikan apresiasi atas komitmen Presiden Jokowi dalam proses perdamaian di Afghanistan, melalui kerjasama dalam konteks pembangunan perdamaian.

Sejumlah pejabat yang turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral yaitu Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Afghanistan Arief Rachman.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018