Kota Meksiko (ANTARA News) - Sedikitnya 25 orang dibunuh di Meksiko akhir pekan ini, menurut pejabat dan media lokal, termasuk sembilan pria yang dieksekusi dalam pesta di sebuah rumah di pinggiran kota industri yang kaya, Monterrey.

Orang-orang bersenjata bertopeng masuk ke sebuah rumah di San Nicholas de los Garza saat sekelompok orang menonton sebuah tim sepak bola lokal bermain di televisi, menurut jaksa negara bagian. Tujuh tewas di tempat kejadian dan dua lainnya meninggal kemudian di sebuah rumah sakit, lapor Reuters.

Pemerintah federal Meksiko mengadakan konferensi pers pada Minggu malam untuk memerinci rencana keamanan setelah jumlah pembunuhan naik ke rekor tertinggi dengan lebih dari 25.000 kasus tahun lalu.

Kelompok-kelompok obat terlarang telah semakin terpecah menjadi kelompok haus darah yang lebih kecil dan lebih banyak menyusul lebih dari satu dekade kampanye yang dipimpin militer untuk melawan kartel tersebut.

Aksi mekerasan merupakan isu sentral menjelang pemilihan presiden pada Juli. Sementara itu Partai Revolusioner Institusional dari Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto berada di tempat ketiga dalam jajak pendapat baru-baru ini.

Pada Sabtu malam dan Minggu pagi telah terjadi gelombang serangan di malam hari. Sekelompok orang bersenjata membunuh tiga orang di sebuah bar di kota resor Cancun, media setempat melaporkan.

Seorang turis Chile terbunuh saat orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah sebuah restoran di resor pantai Pasifik Acapulco, dan dua lainnya terbunuh di sebuah bar di ibu kota negara bagian Veracruz di Teluk Meksiko saat dua orang melepaskan tembakan ke arah karyawan dan sebuah band.

Enam lagi terbunuh di kota perbatasan Ciudad Juarez, termasuk pasangan yang mayatnya yang penuh luka ditemukan di sebuah taman.

Empat lainnya meninggal di negara bagian perbatasan Tamaulipas, di mana setidaknya 10 orang tewas dalam blokade jalan raya selama sepekan dan dalam baku tembak, media setempat melaporkan.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menghadapi perjuangan berat untuk mempertahankan Partai Revolusioner Institusional, yang berkuasa.

Ada 40 persen lebih investigasi pembunuhan yang dibuka tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2013, tahun penuh pertama Pena Nieto menjabat.

Meksiko sebelumnya membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Meksiko adalah negara yang paling berbahaya di dunia.

Sementara itu pekan lalu, Seorang wartawan dibunuh di Tamaulipas, negara bagian di Meksiko utara, menambah gelombang kekerasan di salah satu negara paling berbahaya bagi pekerja media.

Carlos Dominguez dibunuh di kota Nuevo Laredo, kata para pejabat negara bagian itu dalam sebuah pernyataan. Kantor Kejaksaan Agung telah melancarkan proses investigasi untuk menentukan sebab-sebab pembunuhan tersebut, termasuk apakah hal itu terkait dengan pekerjaan Dominguez sebagai wartawan, demikian pernyataan tersebut.

Dominguez adalah wartawan independen yang menulis sebuah forum politik. Dalam salah satu tulisan yang disiarkan, ia menyebut kekerasan politik berkembang menjelang pemilihan presiden pada Juli.

(Uu.G003)

Pewarta: LKBN Antara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018