Lhoksukon, Aceh (ANTARA News) - Puluhan organisasi masyarakat Islam mendukung Polres Aceh Utara dalam penindakan belasan waria. Mereka menilai itu upaya mencegah perilaku lesbian, gay, biseksual dan transjender di Aceh.

Mereka bertubi-tubi mendatangi Markas Polisi di Lhoksukon,, membawa spanduk bertuliskan dukungan dan menolak LGBT. Dukungan dalam bentuk pengerahan massa itu dimulai kemarin. 

Ketua Forum Komunikasi Antar Lembaga, Zulfadli Ismail, mengapresiasi dan mendukung penuh kebijakan tegas Kepala Polres Aceh Utara, AKBP Ahmad Surianata.

"Sebenarnya itu (razia salon dan pembinaan) bukan tindakan kepala Polres, tetapi itu bagian (keinginan) dari perwakilan rakyat, ulama dan gerakan santri Aceh Utara, untuk memberantas hal-hal seperti ini," katanya.

Dikatakan, rakyat Aceh Utara khususnya sudah lama berkeinginan memberantas hal-hal berbau LGBT, karena dinilai telah meresahkan. Tetapi jika yang melakukan masyarakat dan gerakan santri dikhawatirkan dianggap melanggar.

Mereka mengaku siap membantu Polres Aceh Utara jika dibutuhkan dalam penegakan syariat Islam, memberantas narkoba dan LGBT.

Surianata menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda, yang telah memberikan dukungan kepada dia dan Polres Aceh Utara.

Massa juga dia jamu di Aula Tibrata, berdiskusi dan acara itu berakhir dengan pembacaan doa sekitar pukul 16.30 WIB, juga setelah foto-foto bersama.

Pewarta: Mukhlis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018