"Kami sediakan layar besar di Pantai Losari. Jadi masyarakat bisa melihat bagaimana proses terjadinya gerhana bulan total yang bersamaan dengan Supermoon," kata Kepala Bidang Observasi Balai BMKG Wilayah IV Makassar, Iksan di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, gerhana bulan super blood moon adalah julukan yang diberikan oleh lembaga National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat untuk fenomena supermoon, blue blood moon dan gerhana bulan total.
Iksan menyatakan, sejak sore dirinya bersama petugas BBMKG Wilayah IV Makassar telah memasang beberapa peralatan yang nantinya akan dikoneksikan pada laman media.bmkg.go.id untuk proses siaran langsung.
"Kita siapkan teleskop dan layar besar untuk warga yang datang ke anjungan Pantai Losari menyaksikan langsung. Bagi yang tidak sempat keluar rumah bisa saksikan melalui live streaming," katanya.
Disebutkannya, fenomena alam ini sangat jarang terjadi, apalagi di belahan dunia lainnya untuk menyaksikan super blue blood moon ini membutuhkan waktu seratusan tahun.
Selain dari keindahan Supermoon, dia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap efek yang ditimbulkan khususnya warga yang berada di pesisir pantai.
Sebab, Supermoon biasanya diikuti peristiwa alam lain yakni pasang maksimum. Air laut diperkirakan lebih tinggi hingga 1,4 meter dibandingkan biasanya.
"Dampak-dampak yang terjadi adalah terjadinya air pasang maksimum dan tentunya mengakibatkan banjir rob di kawasan pesisir. Tapi ini masih prakiraan dan kita himbau masyarakat untuk waspada," katanya.
Gerhana bulan total akan mulai terjadi pada pukul 18.52 Wita dengan gerhana penumbra kemudian gerhana sebagian hingga puncak gerhana pada pukul 21.29 Wita.
"Jadi supermoon itu akan mulai terjadi pada pukul 18.52 Wita dengan gerhana penumbra kemudian gerhana total hingga puncak gerhana. Supermoon ini akan berakhir pada pukul 00.08 Wita," terangnya.
Iksan menambahkan, banjir rob terjadi di wilayah-wilayah pesisir yang memang memiliki karakteristik landai dan kota Makassar tidak termasuk dalam wilayah pesisir pantai landai.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
