Palembang (ANTARA News) - Gelandang serang Sriwijaya FC, Adam Alis Setyanto, menjadi sorotan menjelang laga melawan Arema FC untuk putaran delapan besar Piala Indonesia 2018, di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/2), namun ia mengaku siap menghadapi tekanan yang besar kemungkinan bakal diarahkan kepadanya oleh Aremania, pendukung klub yang sempat dibelanya sepanjang tahun 2017 lalu.

Terlebih lagi, Adam, Arema dan Sriwijaya seolah diikat dalam sebuah jalinan sejarah, mengingat tahun lalu ia menjadi aktor utama keberhasilan Arema menyingkirkan Sriwijaya dari perempat final Piala Presiden 2017 berkat gol tunggalnya, yang merupakan gol perdananya untuk Arema kala itu.

"Saya senang sekali ketika itu karena menjadi gol perdana saya bersama Arema. Tapi saat ini sudah beda, saya sudah berseragam Sriwijaya dan tentunya harus fight untuk Sriwijaya. Ya profesional saja," kata Adam di Palembang, Jumat.

"Saya tentu tahu bagaimana suporter Arema ketika di lapangan. Tentunya mereka bisa memberikan tekanan ke tim tamu. Ya begitulah sepak bola, saya pun harus terbiasa dengan hal itu," tutur pesepak bola berusia 24 tahun tersebut.

Adam saat ini menyandang label sebagai pemain tim nasional berharap dapat tampil prima pada laga tersebut. Meski Sriwijaya FC tidak menargetkan juara pada Piala Presiden, tapi baginya, kemenangan menjadi target di setiap pertandingan.

Sejauh ini Adam selalu menjadi pilihan utama pelatih Rahmad Darmawan untuk posisi gelandang tengah dengan tidak pernah diistirahatkan di tiga pertandingan penyisihan grup melawan Persib, PSM Makasar, dan PSMS Medan.

Berkat kepiawaiannya, Adam Alis sejauh ini tercatat sebagai pengumpan terbaik dengan mengoleksi 10 assist berbuah peluang gol.

Kerja sama apiknya dengan Syarian Abimayu di lini tengah dinilai mampu membuat aliran bola lebih lancar ke lini depan.

Tak ayal, meski Rahmad Darmawan mengotak-atik komposisi tim di tiga pertandingan babak penyisihan grup, namun posisi Adam Alis tetap aman sebagai pilihan utama.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018