Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak masyarakat untuk memilih 17 inisiatif unggulan teknologi informasi komunikasi Indonesia yang masuk dalam nominasi tahunan anugerah World Summit on the Information Society (WSIS Prizes) yang diselenggarakan PBB.

"Bukan hanya lomba, semoga bisa diimplementasikan dan banyak orang Indonesia menggunakan aplikasi yang masuk dalam nominasi. Ada 17 tahun ini dari Indonesia," ujar Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan di Jakarta, Sabtu.

Sebanyak 17 inisiatif unggulan Indonesia menjadi nominator pada delapan dari 18 kategori yang dikompetisikan.

Untuk melaju ke babak selanjutnya, yakni penentuan lima perolehan suara tertinggi mengalahkan ratusan pesaing dari seluruh dunia, 17 inisiatif tersebut memerlukan suara sebanyak-banyaknya.

Setelah terpilih menjadi lima inisiatif dengan suara terbanyak setiap kategori, tim pakar dari PBB akan memilih pemenang pertama dan menyisakan empat lainnya sebagai juara kedua.

Ada pun batas pemilihan untuk inisiatif adalah 18 Februari 2018.

Pihaknya mengingatkan agar suara terhitung, pemilih harus memilih inisiatif TIK dari seluruh kategori dan tidak hanya delapan kategori yang terisi nominasi inisiatif dari Indonesia saja.

Dalam kesempatan itu, Semuel meminta agar semakin banyak orang Indonesia yang berani belajar berkompetisi melalui berbagai ajang yang ada.

"Melalui kompetisi global sekelas yang diampu oleh PBB seperti ini, kita jadi bisa mengukur kemampuan dan potensi diri," kata dia.

Pada 2016, dalam ajang tersebut Indonesia mengirim tiga nominator yang menghasilkan satu juara dua, sementara pada 2017, terdapat 18 inisiatif dari Indonesia yang menghasilkan satu juara pertama dan empat juara dua.

Sebelumnya dalam kunjungannya ke Indonesia, Sekjen International Telecommunication Union Houlin Zhou mengapresiasi sejumlah solusi dan inisiatif dari Indonesia yang berhasil masuk dalam WSIS Prizes.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018