"Saya sudah menggemari bersepeda sejak akhir 2011, terutama sejak diajak oleh Raja Sapta Oktohari. Saya hanya memeriahkan kegiatan bersepeda seperti ini dan bukan untuk lomba," ujar Royke ketika dijumpai di sela perlombaan balap sepeda Gran Fondo New York (GFNY) Bali 2018 di Denpasar, Minggu.
Royke mengaku bersepeda menjadi olahraga yang menyenangkan karena sekaligus dapat melihat pemandangan alam dan bergerak lebih jauh.
"Saya sudah mengikuti 15 sampai 20 kali kegiatan bersepeda seperti ini. Semuanya berkesan apalagi ketika berada di tanjakan dan mulai puncak," kata pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur klub sepak bola Bhayangkara FC itu.
Pehobi sepeda yang tergabung dalam komunitas-komunitas olahraga sepeda, menurut Royke, harus turut mempelopori keselamatan berlalu-lintas saat menggunakan jalan.
"Ketika sampai di puncak, kita merasa nyaman. Tapi, para pesepeda juga harus berhati-hati saat turunan karena kecelakaan seringkali terjadi justru saat turunan," ujar pria berusia 55 tahun itu.
Royke mengaku mempunyai empat jenis sepeda koleksi yaitu sepeda mountain bike atau cross country, sepeda road bike atau sepeda jalan raya, sepeda lipat, dan sepeda ontel.
"Sepeda yang saya miliki seharga Rp10 juta dan itu tidak semahal para pebalap sepeda karena saya hanya bagian dari komunitas pehobi sepeda," ujar Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) itu.
Sebanyak 1.415 peserta dari 30 negara, termasuk Indonesia, telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam perlombaan GFNY Bali 2018 yang menempuh jarak 143 kilometer untuk kategori jauh dan jarak 99,5 kilometer untuk kateogri jarak menengah itu.
Peserta terbanyak berasal dari Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, dan Singapura.
Sementara, peserta negara lain yang juga mengikuti kejuaraan GFNY Bali 2018 berasal dari Afrika Selatan, Australia, Belanda, China, Denmark, Filipina, Finlandia, Hong Kong, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Norwegia, Prancis, Swedia, Swiss, dan Thailand.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
