Jakarta (ANTARA News) - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indinesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan latar belakang lingkungan yang tidak kondusif dapat menyebabkan anak berperilaku keji.

"Kadang ada latar belakang lingkungan yang tidak kondusif yang menjerumuskan mereka pada perilaku tidak terpuji," kata Seto usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Seto mengungkapkan hal itu menanggapi adanya kasus seorang siswa sebuah sekolah yang melakukan penganiayaan terhadap gurunya yang berujung kematian sang guru.

Pria yang akrab disapa Ka Seto itu mengaku sudah menulis artikel terkait kejadian tersebut dan mengirimnya ke salah satu media nasional.

"Mudah-mudahan besok bisa dimuat, judulnya Siswa Keji Haruskah Hukuman Mati," katanya.

Ia menyebutkan Indonesia sudah memiliki peraturan perundangan untuk menangani kasus itu. "Kasus itu memang mengguncang emosi kita, itu bisa dimaklumi, tapi mohon ada peraturan perundangan yang harus ditaati," katanya.

Sebelumnya seorang guru di Sampang Madura bernama Ahmad Budi Cahyanto meninggal pada Kamis (1/2) malam setelah dianiaya oleh siswanya bernama MH di sekolah pada sore harinya. Usai aksi penganiayaan, Budi sempat pulang dan mengeluh lehernya sakit.

Dia sempat dilarikan di rumah sakit Sampang hingga ke RSU dr Soetomo Surabaya. Sang guru meninggal disebut akibat Mati Batang Otak.

Ayah Ahmad Budi Cahyanto (27), guru honorer di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur, M. Satuman Ashari (53) mengaku ikhlas atas kematian anaknya yang dianiaya oleh MH, muridnya sendiri. Meskipun begitu, Satuman menuntut? MH tetap dijerat hukum seadil-adilnya.

"Secara pribadi, ini proses takdir anak saya. Tapi, kalau ada kaitannya dengan hukum, maka kami mohon dengan hormat untuk memberikan hukuman seadil-adilnya, sesuai dengan fakta hukum, pasal berapa yang menjerat hingga mengalami korban meninggal dunia. Kami minta kepada pihak sekolah untuk memback up penuh terkait persoalan ini," kata Satuman, Jumat (2/2).

Pewarta: Agus Salim
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018