Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyampaikan pujian terhadap sejumlah pelajar Indonesia yang memenangi berbagai kompetisi di tingkat internasional.

"Saya tahu banyak prestasi yang telah dicapai oleh anak didik kita, pelajar-pelajar Indonesia mampu bersaing dalam ajang kompetisi nasional maupun internasional meskipun mereka berasal dari daerah-daerah yang relatif tidak maju, bukan dari Jakarta atau dari Bandung," kata Presiden dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Pusdiklat Kemendikbud), Sawangan, Selasa.

Hadir dalam RNPK itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, 1.050 peserta yang terdiri dari para kepala dinas pendidikan dan kebudayaan tingkat provinsi, kabupaten, kota serta para ketua pengurus organisasi profesi.

Sejumlah nama yang disebutkan misalnya Made Radikia Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima, pelajar dari SMA Negeri Bali peraih penghargaan khusus dari American Meteorological Society karena meneliti alat prediksi cuaca. Selanjutnya ada Muhammad Naufal Giffari asal SMAN 1 Mataram yang meraih emas di International Foundation Arts and Culture (IFAC) di Tokyo pada Agustus 2017.

"Kemudian Ahnaf Fauzy Zulkarnain, siswa SD Negeri Karangrejo I kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta yang menggunakan teknologi sederhana perontok jagung, ini menjadi peneliti Cilik Terunggul dalam ajang Kalbe Junior Scientist Award 2016. Prestasi-prestasi seperti ini memang harus dimunculkan dan diangkat agar anak-anak kita juga terpacu, termotivasi untuk mengikuti teman-temannya yang memiliki prestasi-prestasi yang tadi saya sampaikan," ungkap Presiden.

Selain berperan untuk meningkatkan prestasi ilmiah, Presiden juga mengingatkan pentingnya pendidikan untuk membangun watak generasi muda.

"Di sinilah posisi penting pendidikan, yang membangun watak Pancasila kita, yang mengutamakan kepentingan bersama dan solidaritas sosial kita, yang mengajarkan kejujuran, yang mengajarkan kebersamaan, yang mengajarkan kesantunan, yang mengajarkan nilai dan budi pekerti pada anak-anak kita, di sinilah posisi pentingnya pendidikan," ungkap Presiden.

Pendidikan, menurut Presiden, juga mengajarkan daya juang, belajar tanpa menunggu digurui dan selalu berinovasi tanpa menunggu diajari.

"Itu modal kita sebagai bangsa besar, yang mampu memecahkan masalah-masalah di masyarakat, di daerah, sekaligus mampu memenangkan kompetisi global nantinya," ungkap Presiden.

Pemerintah pun sudah bekerja keras dan berusaha keras sekuat tenaga untuk meningkatkan pelayanan pendidikan baik di pusat, provinsi, kabupaten dan kota melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Melalui KIP, kita ingin berusaha menjamin akses pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu, dukungan anggaran dari pusat ke daerah juga terus ditingkatkan dan tentu saja upaya kita semuanya untuk meningkatkan kualitas guru dan infrastruktur-infrastruktur pendidikan kita," tegas Presiden.

Tidak ketinggalan Presiden meminta agar Kemendikbud tidak terjebak pada rutinitas yang sudah berjalan bertahun-tahun tanpa ada pembaharuan dan inovasi besar di dalam dunia pendidikan dan kebudayaan.

"Keberanian kita untuk membuat terobosan ditunggu karena sekali perubahan dunia sekarang ini sangat berjalan begitu sangat cepat, begitu sangat cepatnya," tambah Presiden.

Ada 5 isu strategis yang dibahas dalam RNPK 2018 yaitu ketersediaan, peningkatan profesionalisme dan perlindungan, serta penghargaan guru; pembiayaan pendidikan dan kebudayaan oleh pemerintah daerah; kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi dan pembangunan ekonomi nasional; membangun pendidikan dan kebudayaan dari pinggiran; serta penguatan pendidikan karakter. 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018