Jakarta (ANTARA News) - Desainer efek visual dari Amerika Serikat yang karyanya banyak merajai bioskop dunia, Eric Hansen, selama dua pekan ini akan berkeliling ke sejumlah kota di Indonesia untuk berbagi pengalaman dengan para animator muda di negara ini.

"Animasi akan membuka banyak peluang kerja dan kesempatan berkarir bagi banyak orang muda di mana saja," kata tokoh yang menciptakan efek visual dalam film "The Day After Tommorow" itu di Jakarta, Selasa.

Selain Jakarta, kota lain yang akan dikunjungi Hansen di antaranya adalah Bandung, Batam, Surabaya, dan Yogyakarta.

Hansen menjelaskan bahwa bidang animasi--yang tidak hanya sebatas gambar bergerak seperti kartun tapi juga rekayasa video--bisa membuka banyak lapangan kerja dengan contoh sebuah potongan video sepanjang lima detik dalam salah satu karyanya "Cast Away" yang melibatkan sekitar 50 orang.

Animasi juga menjadi penting karena memungkinkan orang-orang dari berbagai negara untuk saling mengkomunikasikan kebudayaan masing-masing dengan cara menarik, kata Hansen.

Namun di sisi lain, Hansen mengingatkan para animator Indonesia untuk mengikuti dengan seksama perkembangan teknologi media komunikasi baru seperti "virtual reality" dan "augmented reality" yang menuntut teknik cerita yang berbeda dibanding media konvensional seperti layar lebar.

"Virual reality" adalah sebuah teknologi yang mensimulasikan pengalaman maya yang sangat realistis bagi penggunanya. Sementara "augmented reality" merupakan teknologi yang memungkinkan penempatan objek maya dalam lingkungan yang nyata--seperti dalam permainan Pokemon Go.

"Teknologi ini tidak hanya bisa digunakan untuk konsumsi tapi juga untuk pendidikan dan bahkan kesehatan," kata Hansen.

Raksasa perangkat lunak Microsoft kini tengah mengembangkan teknologi "augmented reality" yang memungkinkan dokter untuk mendiagnosa penyakit pasiennya. Sementara Facebook mengembangkan perangkat "virtual reality" yang membuat penggunanya seakan-akan hadir di tempat manapun yang dia inginkan.

Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018