Bekasi (ANTARA News) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi, Jawa Barat, mengimbau warga setempat yang berdomisili di sepanjang aliran Kali Bekasi untuk mewaspadai ancaman banjir kiriman dari Kabupaten Bogor sepanjang Februari-Maret 2018.

"Prediksi intensitas berskala tinggi di bagian hulu sungai masih akan terus terjadi hingga Maret 2018. Kami imbau warga untuk berwaspada," kata Ketua Tagana Kota Bekasi, Roby Hermawan, di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, tinggi muka air (TMA) Kali Bekasi mulai mengalami peningkatan sejak Senin (5/2) dari situasi normal 300 centimeter (cm).

Namun pada Selasa (6/2) malam, kata dia, TMA Kali Bekasi sudah mencapai 536 centimeter sehingga dinaikan statusnya menjadi siaga 1.

"Karena kalau TMA-nya sudah di kisaran angka 600 centimeter lebih, dipastikan tumpah ke rumah-rumah penduduk di sepanjang bantarannya," katanya.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi membentang di sisi selatan Kota Bekasi mengarah ke utara mulai dari Kecamatan Jatiasih hingga Kecamatan Bekasi Utara.

Terdapat puluhan perumahan yang kini bermukim di bantarannya seperti Pondokgede Permai (PGP), Kemang Ivy, Pondok Mitra Lestari, Kemang Pratama, Taman Century, Poncol, Perumahan Villa Kartini hingga Kelurahan Telukpucung.

Aliran Kali Bekasi, kata dia, merupakan pertemuan Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang hulunya berada di Kabupaten Bogor, sehingga bila turun hujan lebat dalam waktu yang lama di daerah hulu, dipastikan debit Kali Bekasi ikut meningkat.

"Biasanya, perjalanan air dari hulu ke wilayah Kota Bekasi dan sekitarnya memakan waktu 2 jam," katanya.

Secara terpisah, Pengurus Paguyuban Warga RW13 Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, mengaku telah melakukan langkah persiapan menghadapi banjir.

"Kami sudah membangun Pendopo 895 sebagai posko banjir, pemasangan alarm banjir, kolam pantau untuk monitoring debit sungai, telemetri, hingga sistem komunikasi antarwarga saat banjir berlangsung," kata pengurus Paguyuban PML Soekarno.

Menurut dia, persiapan itu seluruhnya didanai secara swadaya oleh masyarakat sekitar yang kini berjumlah 450 kepala keluarga (KK) di 15 RT.

"Kami juga terus koordinasi dengan pemerintah daerah untuk perbaikan sejumlah pintu air dan saluran air," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018