Bandung (ANTARA News) - Lembaga survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) menyatakan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum unggul dibandingkan tiga pasangan calon lainnya, elektabilitas pasangan ini mencapai 25,6 persen.

"Dari hasil survei terbaru kami, masih ada 45,2 persen yang golput, posisi pertama ada Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 25,6 persen, kedua Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 24,1 persen, ketiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu 2,1 persen dan keempat Tb Hasanudin -Anton Charliyan 1,9 persen," kata Sosial Analis Instrat Adi Nugroho, di Bandung, Kamis.

Adi mengatakan survei ini adalah survei ketiga (Desember 2016 survei pertama, Desember 2017 survei kedua) yang dilakukan oleh pihaknya dengan tujuan untuk mengetahui persepsi warga Jawa Barat jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Barat 2018-2023.

Menurut dia, tiga urutan teratas popularitas calon urutannya masih sama dengan hasil pada survei-survei sebelumnya, yaitu Deddy Mizwar (93 persen), diikuti oleh Ridwan Kamil (88 persen) dan Dedi Mulyadi (68 persen).

"Terdapat kecenderungan kenaikan popularitas pada Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi dalam rentang dua bulan terakhir," kata dia.

Ketimbang Ridwan Kamil, kata dia, sosok Dedi Mulyadi masih punya kesempatan yang Iebar untuk menaikkan level popularitasnya agar juga terdongkrak potensi elektabilitasnya sebagai pasangan dengan Deddy Mizwar.

Adapun popularitas sebagai pasangan, baru dua pasangan yang sudah dikenal publik Jawa Barat secara luas, yaitu pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (90,4 persen) dan pasangan Ridwan Kamil Uu Ruzhanul Ulum (84,7 persen).

Sementara kedua pasangan yang Iain masih harus bekerja ekstra keras menaikkan popularitas karena hanya dikenal publik di kisaran belasan persen.

Ia mengatakan Melihat hasil-hasil yang ada, dapat dilihat bahwa akan terjadi kompetisi yang sangat ketat antara dua pasangan cagub-cawagub, yaitu Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamnl-Uu Ruzhanul Ulum.

Lebih lanjut ia mengatakan melihat kemungkinan Pilkada Jabar hanya akan kompetitif pada pasangan Demiz-Demul dan RK-Uu, pihaknya berpandangan secara optimis dengan mempertimbangkan karakter kedua pasangan, bahwa Pilkada Jawa Barat cenderung Iebih santun, sebab beberapa hal terkait isu-isu sensitif bagi masyarakat khususnya dalam konteks yang berbau SARA tidak cukup menonjol.

"Hal tersebut diperkuat dengan hasil survey, misalnya terkait isu religiusitas, pendukung aksi "411" dan "211" dalam relasi dengan pilihan politik terhadap pasangan cagub-cawagub," kata dia.

Publik yang mempersepsi secara subjektif religiusitas mereka sebagai sosok yang sangat religius dan religius jumlahnya 26,78 persen yang setara dengan publik yang sangat mendukung dan mendukung aksi 411 dan 211 sebesar 27,96 persen.

Lebih jauh saat angka 27,96 persen tersebut dirinci melalui tabulasi silang terhadap pilihan politik, terlihat dari data bahwa tidak terjadi dikotomi ideologis yang signifikan dari publik terhadap pilihan pasangan cagub-cawagub, justru terjadi sebaran yang berpusat pada pilihan kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 6,7 persen dan RK-Uu enam persen.

Sedangkan terhadap Sudrajat-Syaikhu hanya 1,4 persen sisanya golput atau belum menentukan pilihan.

Ia menambahkan pengumpulan data untuk survei kali ini berbasis wawancara terstruktur face to-face ke responden dengan usia minimal responden 17 tahun atau sudah menikah (jika kurang 17 tahun) dengan rentang pengambilan data 27-30 Januari 2018, multistage random sampling yang meliputi 225 Kecamatan dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.

Adapun jumlah responden dalam survei kali ini adalah sebanyak 1800 orang, dengan margin of error sebesar lebih kurang 2,31 persen.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018