Jakarta (ANTARA News) - Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa seorang WNI yang menjadi korban gempa Taiwan telah keluar dari rumah sakit.

"Ada satu tenaga kerja kita atas nama Siti Muanisah, mengalami cedera ringan tetapi sudah dirawat dan keluar dari rumah sakit," ujar Iqbal di Jakarta, Kamis.

Siti Muanisah terluka akibat gempa berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Hualien, Taiwan, pada Selasa (7/2). Siti adalah salah satu dari total 3.073 WNI yang berada di Hualien.

Gempa bumi yang mengguncang kota yang tersohor di kalangan turis itu menewaskan tujuh orang dan melukai 260 orang lainnya, sementara sekitar 60 orang dilaporkan hilang.

Banyak yang hilang diyakini masih terperangkap di reruntuhan gedung-gedung, setelah gempa bumi terjadi sekitar 22 km di sebelah timur laut Hualien di pesisir timur Taiwan.

Di Hotel Marshal di kota itu, para penyelamat mencoba membebaskan dua orang Taiwan. Satu orang selamat tetapi satu lagi dinyatakan meninggal, kata pemerintah.

Diantara mereka yang terluka adalah warga negara China Daratan, Ceko, Jepang, Singapura dan Korea Selatan.

"Ini gempa bumi terburuk dalam sejarah Hualien, atau sedikitnya dalam 40 tahun terakhir semasa hidup saya," kata sukarelawan Yang Hsi Hua.

"Kami tak pernah mengalami hal ini. Kami tak pernah punya gedung roboh jadi orang-orang sungguh takut, kami berlarian ke ruang-ruang terbuka kosong untuk menghindarinya."

Gempa susulan berkekuatan 5,0 bisa terjadi di pulau itu dalam dua pekan mendatang, kata pemerintah. Gempa-gempa susulan dengan kekuatan kecil membuat takut warga, demikian laporan Reuters.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018