Denpasar (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengharapkan industri pertahanan dalam negeri terus meningkatkan hasilnya sehingga Indonesia tidak tergantung kepada negara lain dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

"Saya berharap BUMN yang tergabung dalam perusahaan yang memproduksi strategi pertahanan dan teknologi tinggi terus meningkatkan hasilnya, baik kepentingan negara kita, dan juga untuk produksi ekspor," kata Menhan Ryamizard disela rapat koordinasi industri pertahanan strategis dan teknologi tinggi atau dengan National "Defense and Hightech Industries (NDHI)" di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Ia mengatakan sejumlah produk strategis sudah mampu diproduksi perusahaan dalam negeri, seperti pesawat dan tank, serta kapal selam oleh PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia.

"Produksi seperti kapal yang dibuat PT PAL tersebut dipesan dari negara Malaysia, Fhilipina, termasuk juga Afrika. Langkah ini juga bagus dan strategis dalam memajukan perekonomian bangsa," ujarnya.

Menteri Ryamizard lebih lanjut mengatakan bahwa sebenarnya perusahaan industri dalam negeri mampu memproduksi untuk memenuhi kebutuhan strategi pertahanan wilayah Indonesia. Oleh karena itu semangat dan keterampilan terkait sumber daya manusia harus terus ditingkatkan.

"Kalau kita melihat perkembangan negara-negara maju di dunia, bahwa dari produksi alat pertahanan dan teknologi tinggi dapat meningkatkan perekonomian negaranya," ucapnya.

Ryazmizard mengharapkan perusahaan industri bidang pertahanan tidak perlu berkecil hati, namun terus semangat dalam membangun perusahaan dan memproduksi peralatan yang dibutuhkan untuk dalam negeri termasuk juga mampu mengimpor.

"Peralatan dalam strategi pertahanan memang cukup mahal. Semisal pesawat tempur Sekoi harganya sangat mahal. Jika itu bisa di produksi di dalam negeri justru ini sangat menguntungkan, bahkan bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018