Tokyo (ANTARA News) - Sebelum berangkat ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Jumat, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan ingin menyampaikan kepada dunia bahwa kerja sama Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengenai ancaman Korea Utara tetap tegas.

Abe, yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Jumat, mengatakan bahwa ia dan Wakil Presiden AS Mike Pence memberitahu bahwa Washington dan Tokyo tetap teguh secara penuh pada pertemuan di ibukota Jepang pada minggu ini.

"Dengan mempertimbangkan hal itu, saya ingin membuat pertemuan pemimpin (dengan Moon) mengirim pesan kepada dunia bahwa kerjasama AS-Jepang-Korea Selatan terhadap ancaman Korut tidak akan goyah," katanya.

Perutusan tingkat tinggi Korea Utara, termasuk adik perempuan Kim Jong Un, akan bertemu dengan Moon dan makan siang dengannya pada Sabtu.

Pengenduran Olimpiade Utara-Selatan telah menimbulkan kekhawatiran di Washington dan Tokyo bahwa Seoul dapat mengurangi kampanye "tekanan maksimum" oleh AS dan sekutu-sekutunya untuk membuat Pyongyang menghentikan program nuklir dan misilnya.

Abe juga mengatakan akan menyampaikan posisi Tokyo pada Moon dalam sesi kesepakatan bilateral 2015 tentang "wanita penghibur", di mana banyak orang Korea dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang selama Perang Dunia Kedua, sambil mendesak hubungan dua arah yang berorientasi pada masa depan.

Jepang dan Korea Selatan berbagi sejarah pahit yang mencakup kolonisasi Jepang di semenanjung Korea pada 1910-1945 dan isu "wanita penghibur" sangat lah sensitif.

Dalam kesepakatan 2015 antara Jepang dan Korea Selatan, yang disepakati oleh pendahulu Abe dan Moon, Jepang meminta maaf kepada mantan "wanita penghibur" dan memberikan dana sekitar Rp120 miliar untuk membantu mereka.

Namun, Korea Selatan telah mengatakan bahwa kesepakatan tersebut gagal memenuhi kebutuhan korban dan meminta lebih banyak upaya perbaikan.

Keputusan Abe menghadiri upacara pembukaan olimpiade itu menyulut kemarahan beberapa pendukung konservatifnya, yang menolak seruan tersebut, dengan mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak akan diubah, bahkan satu milimeter pun, demikian Reuters.

(Uu.R029/B002)

Pewarta: LKBN Antara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018