Perbaikan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah meningkatnya impor migas, defisit neraca jasa terkait defisit jasa transportasi, dan neraca pendapatan primer terutama untuk pembay
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan sepanjang 2017 sebesar 17,3 miliar dolar AS yang berarti 1,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau menurun dibandingkan 2016 yang mencatat defisit 1,8 persen PDB.

"Perbaikan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah meningkatnya impor migas, defisit neraca jasa terkait defisit jasa transportasi, dan neraca pendapatan primer terutama untuk pembayaran repatriasi hasil investasi asing," dikutip dari Statistik Neraca Pembayaran Indonesia yang diumumkan Bank Indonesia di Jakarta, Jumat.

Khusus untuk kuartal IV 2017, defisit transaksi berjalan sebesar 5,8 miliar dolar AS atau 2,2 persen dari PDB.

Defisit transaksi berjalan merupakan salah satu unsur pembentuk Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Dengan menurunnya defisit transaksi berjalan, maka NPI juga mencatat surplus, meskipun lebih rendah dibandingkan 2016.

Surplus NPI 2017 sebesar 11,6 miliar dolar AS. Hal itu, menurut BI, menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.

Selain itun surplus NPI tersebut masih ditopang faktor yang sama dengan 2016 yakni kepercayaan investor yang membuahkan aliran deras investasi langsung dan portofolio sehingga salah satu komponen NPI yakni neraca transaksi modal dan finansial berbuah surplus 29,9 miliar dolar AS atau naik dibanding 2016 yang sebesar 29,3 miliar dolar AS

Ke depan, bank sentral berupaya terus mewaspadai perkembangan global, khususnya yang dapat memberikan risiko bagi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan antara lain terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, tekanan geopolitik di beberapa kawasan, dan kenaikan harga minyak dunia.

Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural," tulis BI dalam pernyatannya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018