Jakarta (ANTARA News) - Bendera Unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara berkibar dalam Parade Kebangsaan Pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, Jumat malam.

"Saya pribadi merasa bangga bahwa Olimpiade Pyeongchang ini akan menjadi pijakan pertama menuju jalan Unifikasi Korea," kata Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom di Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Jumat malam.

Kedubes Korsel di Jakarta menyelenggarakan nonton bareng ("nobar") pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang yang dihadiri sekitar 100 orang dari komunitas warga Korea Selatan dan jurnalis nasional di Jakarta.

Melalui layar lebar, tampak puluhan pemuda dari Korea Selatan dan Korea Utara memakai pakaian musim dingin berwarna putih, berjalan beriringan dalam Parade Kebangsaan di bawah kibaran Bendera Unifikasi bergambar Semenanjung Korea berwarna putih di atas kain putih.

Dalam parade tersebut, kedua Korea hanya membawa Bendera Unifikasi, tanpa membawa bendera mereka masing-masing.

Menurut Dubes Kim Chang-beom, jalan unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara masih panjang,namun melalui Olimpiade Pyeongchang, kedua Korea menunjukkan pesan perdamaian yang ingin dicapai.

"Kami masih jauh, tapi Olimpiade Pyeongchang menunjukkan pesan perdamaian yang ingin kami capai bersama," kata dia.

Dubes Korsel menambahkan, dari pihak Korut juga muncul sentimen positif dengan kehadiran pejabat-pejabat tinggi Negeri Kim Jong-un itu dalam acara pembukaan Olimpiade Pyeongchang.

Pesan perdamaian juga tampak pada sesi pembukaan yang menampilkan anak-anak membawa pelita yang kemudian dinyalakan sambung-menyambung membentuk dua burung merpati yang bercahaya.

Dari tengah kedua merpati tersebut, penyanyi Korea membawakan lagi "Imagine" milik John Lennon yang terkenal dengan lirik yang mengandung pesan perdamaian.

"Kami harap pesan damai itu sampai ke seluruh dunia, juga Indonesia," kata Dubes Kim.

Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 diikuti 92 negara dan mempertandingkan 98 nomor di 15 cabang olahraga.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018