... namanya gratis. Orang-orang yang haus biasanya langsung ambil...Jakarta (ANTARA News) - Uji coba cabang-cabang olahraga untuk Asian Games 2018 tengah berlangsung. Bukan hal lain yang menjadi primadona para atlet di Wisma Atlet, Jakarta, melainkan... es krim.
Es krim yang disediakan gratis oleh sponsor menjadi idola mereka.
Walau pihak sponsor hanya menyediakan satu rasa, yaitu mangga berjenis rendah lemak, es krim itu selalu habis jelang sore.
"Ya namanya gratis. Orang-orang yang haus biasanya langsung ambil," kata Putri, seorang sukarelawan, ketika ditemui di Menara 1 Wisma Atlet, Jakarta, Sabtu.
Sebagai informasi, selama turnamen uji coba, ada dua menara Wisma Atlet yang digunakan, yaitu Menara 1 untuk sukarelawan dan Menara 2 untuk para atlet dan ofisial.
Selain gratis, alasan lain es krim itu cepat habis adalah tak ada pula batasan konsumsi setiap orang. Bahkan, seperti yang terlihat di Menara 1 Wisma Kemayoran, Jakarta, Sabtu, ada yang membawa lebih dari lima es krim dalam satu tas ransel.
"Untuk anak-anak di rumah," ujar pria itu ketika diperiksa satuan pengamanan sebelum dia meninggalkan wisma sambil menunjukkan tanda pengenalnya.
"Tak masalah, Pak. Asal kulkasnya tak ikut dibawa juga," ujar personel satuan pengamanan yang memeriksa sembari tersenyum.
Penyelenggara Asian Games 2018 memang menyediakan beberapa fasilitas bagi atlet maupun sukarelawan turnamen uji coba yang tinggal di Wisma Atlet. Selain es krim, disediakan pula layanan binatu.
Sayang, jasa ini cukup mahal meski pakaian dijamin rapi tak sampai sehari. Sepotong kaos oblong, misalnya, dihargai Rp25.000 sekali cuci-setrika.
Khusus untuk atlet memang diberikan jasa cuci-setrika gratis maksimal dua potong pakaian per-hari. Namun di luar itu, atlet harus membayar sesuai ketentuan.
Ini yang membuat sukarelawan seperti Bimo, mahasiswa Universitas Negeri Semarang, memilih layanan binatu di luar Wisma Atlet.
"Di sini mahal, Mas. Mending di luar, Rp35.000 bisa lima kilogram," kata Bimo.
Di samping es krim gratis dan binatu, di Wisma Atlet ada pula jasa pemesanan transportasi daring sponsor Asian Games 2018. Mereka membuka stan di setiap tower Wisma Atlet sejak pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Walau pihak sponsor hanya menyediakan satu rasa, yaitu mangga berjenis rendah lemak, es krim itu selalu habis jelang sore.
"Ya namanya gratis. Orang-orang yang haus biasanya langsung ambil," kata Putri, seorang sukarelawan, ketika ditemui di Menara 1 Wisma Atlet, Jakarta, Sabtu.
Sebagai informasi, selama turnamen uji coba, ada dua menara Wisma Atlet yang digunakan, yaitu Menara 1 untuk sukarelawan dan Menara 2 untuk para atlet dan ofisial.
Selain gratis, alasan lain es krim itu cepat habis adalah tak ada pula batasan konsumsi setiap orang. Bahkan, seperti yang terlihat di Menara 1 Wisma Kemayoran, Jakarta, Sabtu, ada yang membawa lebih dari lima es krim dalam satu tas ransel.
"Untuk anak-anak di rumah," ujar pria itu ketika diperiksa satuan pengamanan sebelum dia meninggalkan wisma sambil menunjukkan tanda pengenalnya.
"Tak masalah, Pak. Asal kulkasnya tak ikut dibawa juga," ujar personel satuan pengamanan yang memeriksa sembari tersenyum.
Penyelenggara Asian Games 2018 memang menyediakan beberapa fasilitas bagi atlet maupun sukarelawan turnamen uji coba yang tinggal di Wisma Atlet. Selain es krim, disediakan pula layanan binatu.
Sayang, jasa ini cukup mahal meski pakaian dijamin rapi tak sampai sehari. Sepotong kaos oblong, misalnya, dihargai Rp25.000 sekali cuci-setrika.
Khusus untuk atlet memang diberikan jasa cuci-setrika gratis maksimal dua potong pakaian per-hari. Namun di luar itu, atlet harus membayar sesuai ketentuan.
Ini yang membuat sukarelawan seperti Bimo, mahasiswa Universitas Negeri Semarang, memilih layanan binatu di luar Wisma Atlet.
"Di sini mahal, Mas. Mending di luar, Rp35.000 bisa lima kilogram," kata Bimo.
Di samping es krim gratis dan binatu, di Wisma Atlet ada pula jasa pemesanan transportasi daring sponsor Asian Games 2018. Mereka membuka stan di setiap tower Wisma Atlet sejak pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
