Banjarmasin (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kini Indonesia telah mampu mengekspor bawang merah dari berbagai daerah di Indonesia kepada enam negara.

Menurut Menteri, usai pelantikan pengurus DPP HKTI Kalimantan Selatan di Banjarmasin Sabtu mengatakan, ekspor bawang merah tersebut, merupakan sesuatu yang membanggakan, mengingat sebelumnya, Indonesia selalu mengimpor bawang merah dari berbagai negara.

"Dulu kita mengimpor bawang merah hingga 72 ribu ton, kini kita telah mampu mengekspor hingga 6.500 ton, ini tentu keberhasilan yang harus terus ditingkatkan," katanya.

Beberapa negara importir bawang merah tersebut antara lain, Thailand, Sri lanka, dan beberapa negara lainnya.

Selain bawang merah, kata dia, kini petani juga telah mampu mengekspor jagung, dan secara berkala ekspor tersebut terus berlanjut.

"Dulu impor jagung mencapai 3,6 juta ton, dan sekarang nol, bahkan kita bisa mengekspor," katanya.

Pada Kamis mendatang, kata dia, petani dari Gorontalo, juga akan kembali mengirim jagung hasil panennya ke berbagai negara antara lain ke Filipina.

Selain mengekspor tambah dia, kini pemerintah juga telah mampu menekan harga kebutuhan pangan di berbagai daerah perbatasan, yang biasanya harga kebutuhan pokok melambung.

Seperti di daerah perbatasan Papua, sebelumnya di daerah tersebut harga beras mencapai Rp20 ribu per liter, tetapi dengan produksi beras nasional yang cukup tinggi, kini beras di daerah tersebut menjadi Rp8 ribu per kilogram.

Pada tahun-tahun mendatang, kata dia, pihaknya menargetkan, seluruh negara tetangga akan memiliki ketergantungan pangan dengan Indonesia.

Sehingga, seluruh kebutuhan pangan negara-negara tersebut, termasuk beras akan dikirim dari Indonesia salah satunya dari Kalimantan Selatan.

Hal itu, tambah dia, hanya bisa terwujud bila seluruh pihak terkait bekerja keras, dan saling bahu membahu untuk mendorong dan meningkatkan produksi.

Kementerian, tambah dia, akan terus meningkatkan bantuan dan subsidi, baik itu untuk teknologi, pupuk maupun bibit pertanian.

Mentan juga mengaku telah menghadap presiden untuk diberikan kebijakan khusus, yaitu proyek-proyek pengadaan tanpa harus lelang, tetapi penunjukan langsung.

Hal itu penting dilakukan, karena kalau menunggu lelang, maka masa tanam dan lainnya, harus mundur, sehingga akan menyulitkan bagi petani, yang berujung target tidak tercapai.

"Kalau harus lelang, prosedurnya panjang dan petani harus menunggu mendapatkan bantuan, sementara tikus dan banjir tidak mau menunggu," katanya disambut tepuk tangan dan gelak tawa para anggota HKTI.

Usai acara, Mentan mengunjungi seluruh stand pameran produk pertanian dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018