Denpasar (ANTARA News) - Pelaksanaan Pilkada Bali 2018 yang akan berlangsung 27 Juni 2018 menjadi sorotan masyarakat dunia karena Pulau Dewata juga bersiap menjadi tuan rumah pelaksanaan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB).

"Ini harus dipersiapkan, karena jika Pilkada Bali ini rusuh, maka bisa saja pelaksanaan IMF-WB ini bisa tidak jadi di Bali, sehingga ini akan mencoreng nama Pulau Dewata, begitu juga nama Indonesia," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa.

Untuk itu, Bali menjadi sorotan karena memiliki tanggung jawab sangat besar dalam menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan acara bertaraf internasional maupun nasional. "Sehingga, apabila terjadinya kericuhan ini akan membawa efek sangat besar," ujarnya lagi.

Kehadiran peserta IMF-WB nanti mencapai 15.000 peserta VVIP dengan jumlah stafnya yang mencapai 50.000 orang beserta puluhan kepala negara dan pemerintahan akan datang seperti "minister of finden", pemerintah bank dunia, "Chief Executive Officer" dan "Chief Financial Officer" yang akan datang ke Bali dalam acara itu.

Selain Bali menjadi tuan rumah IMF-WB, lanjut Mangku Pastika, Pulau Bali juga menjadi tempat pelaksanaan acara Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan konferensi cukup besar yang jumlahnya mencapai 6.000 orang.

"Baru kali ini Indonesia menjadi tuan rumah IMF-WB sejak zaman Majapahit sehingga menjadi tonggak sejarah besar buat bangsa kita," katanya.

Oleh karena itu, mari sama-sama menjaga keamanan Pilkada Bali agar aman dan damai. Selain itu, dampak erupsi Gunung Agung juga sempat menjadi kekhawatiran pemerintah, karena sudah dibicarakan di Amerika Serikat. "Apakah Bali masih bisa menyelenggarakan kegiatan bertaraf internasional ini," katanya.

Namun, pihaknya mensyukuri status Gunung Agung saat ini sudah turun dari level IV (awas) menjadi level III (siaga) dan berharap kondisi gunung tertinggi di Pulau Bali ini kembali normal. "Kalau ada oknum yang ingin membuat kisruh berarti orang itu tidak cinta Bali dan ingin Pulau Dewata ini damai," katanya.

Oleh karena itu, aturan harus ditegakkan dalam upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan Pilkada Bali. "Supaya damai, maka keadilan harus diwujudkan, ini yang harus dijaga bersama-sama," ujarnya.

Pihaknya juga mewaspadai adanya penumpang gelap dalam Pilkada Bali yang akan merusak tatanan demokrasi dalam pesta demokrasi ini. "Untuk itu, saya memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan Pilkada Bali ini bersama stakeholder lainnya (KPU, Bawaslu, Kapolda dan Pangdam dan seluruh elemen masyarakat) untuk menyukseskan kegiatan ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen (Pol) Petrus R. Golose menambahkan, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin Bali ke depannya, mereka yang akan menjadi tuan rumah dalam kegiatan internasional (IMF-WB) yang rencana digelar di Pulau Bali dalam waktu dekat.

"Jadi Bali perlu pemimpin yang mampu menerima tamu dunia yang datang melakukan konferensi di Bali," katanya.

Baca juga: (Gubernur Pastika tertarik pengobatan Tiongkok untuk korban narkoba)

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018