Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, mengatakan, Ratu Maxima dari Belanda mengharapkan keuangan inklusi Indonesia lebih terprogram di seluruh wilayah.

"Jadi Ratu Maxima sangat mendukung keuangan inklusif di Indonesia dan berharap ke depan Indonesia juga bisa melaksanakan keuangan inklusif itu secara lebih tersistem dan terprogram. Sehingga memang by name by address, aksesnya itu jelas, kemudian bisa diterima penerima manfaat secara lebih baik," ujar Puan kepada wartawan usai pertemuan dengan Ratu Maxima, Jakarta, Selasa.

Ratu Maxima yang datang dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan tiba bersama delegasinya pada pukul 12.10 WIB.

Pada pertemuan itu, Puan menyampaikan upaya-upaya dan capaian pemerintah Indonesia dalam mendorong keuangan inklusif bagi seluruh masyarakat di negara itu. Untuk itu, Ratu Maxima mengapresiasi usaha Indonesia dalam mendorong inklusi keuangan.

"Tentu saja beliau (Ratu Maxima) mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Indonesia dengan keuangan inklusinya sehingga berharap bahwa ke depan, keuangan inklusi di Indonesia itu bisa lebih besar dan lebih simpel, sederhana daripada sekarang yang sudah dilakukan," ujarnya.

Dalam pertemuan dengan Ratu Maxima, Puan memaparkan antara lain Indonesia sudah mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar yang diberikan kepada 19,7 juta anak sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK yang mana mereka menerima bantuan nontunai untuk pendidikan melalui bank pemerintah atau Himpunan Bank-bank Milik Negara.

Puan juga menjelaskan kepada Ratu Maxima yang fokus pada inklusi keuangan bahwa penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan yang ditingkatkan dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat di 2018 juga dilakukan secara nontunai.

Pada skema bantuan itu, setiap ibu dari KPM mendapatkan bantuan nontunai sebesar Rp1.890.000 setiap tahun yang diterima setiap tiga bulan melalui bank.

Kemudian, penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai kepada 1,2 juta KPM yang menerima Rp110.000 setiap bulan dan membelanjakan dana bantuan itu untuk membeli pangan, di antaranya beras dan telur di warung gotong royong elektronik melalui mekanisme akun elektronik.

Menurut Puan, Ratu Maxima juga menyatakan apresiasinya bahwa sejak kedatangan pertama hingga Selasa, Indonesia telah mencatat banyak kemajuan yang berkaitan dengan inklusi keuangan.

"Salah satu contohnya adalah pemberian Kartu Indonesia Pintar yang tadinya belum ada sekarang jadi 19,7 juta penerima, kemudian penerima PKH yang tadinya 2,4 juta sekarang menjadi 10 juta, dan semuanya non tunai, dan itu yang beliau apresiasi bahwa dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama kemudian keuangan inklusi di Indonesia sudah bertambah maju hampir tiga kali lipat," ujar Puan.

Pewarta: Martha Simanjuntak
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018