"Seperti biasa pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini saya dan beberapa pedagang menjelang Imlek berjualan bandeng jelang Imlek," kata Mamat, seorang pedagang bandeng yang ditemui di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, dirinya sehari-hari sebenarnya berjualan kembang di kawasan Rawa Belong yang oleh masyarakat Jakarta memang dikenal sebagai pasar kembang besar di Ibu Kota.
Namun menjelang Imlek, dirinya berganti dagangan menjadi jualan bandeng. "Istilahnya yang jualan bandeng hanya menjadi pedagang musiman saja," katanya.
Dirinya beserta pedagang lain membuka lapak bandeng mulai dini hari sampai malam hari setiap harinya, dan akan berlangsung nanti saat Imlek sudah tiba.
Harga ikan bandeng yang dijual bervariasi tergantung dengan besar kecilnya ukuran ikan dan berat. Namun biasanya berkisar antara Rp40.000 hingga Rp80.000 per kilogram.
Dia mengaku setiap tahun jualan ikan bandeng karena keuntungan yang diperoleh cukup lumayan dan kalau tak laku juga tak rugi. "Ikannya yang sudah dipanen bisa dijual selain Imlek dalam kondisi masih segar," katanya.
Pembeli yang berdatangan pun sudah mulai terlihat dan mereka umumnya berasal dari etnis Tionghoa. Masyarakat Tiongoa memiliki kepercayaan, konsumsi ikan bandeng saat Imlek atau Tahun baru China mendatangkan keberuntungan.
Seorang pembeli Lina (47), mengatakan dirinya setiap tahun selalu membeli ikan bandeng di Rawa Belong karena memang tempat tinggalnya berada di Palmerah yang berdekatan dengan Rawa Belong.
"Saya setiap tahun memang beli di sini karena ikannya segar-segar dan banyak pilihan ukuran sesuai dengan kebutuhan saya dan keluarga," katanya.
Untuk menemukan pedagang ikan bandeng di kawasan Rawa Belong tidak sulit, karena setidaknya ada belasan pedagang yang berjualan di trotoar pinggir jalan raya.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
