Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kembali dipercaya untuk memimpin sidang Badan Pendanaan Pembangunan Pertanian PBB (International Fund for Agricultural Development of the United Nations/IFAD) ke-41, seperti disampaikan dalam keterangan pers KBRI Roma yang diterima di Jakarta, Rabu.

Pada pembukaan Pertemuan ke-41 Governing Council IFAD, Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Rionald Silaban terpilih sebagai Wakil Ketua untuk periode 2018-2020.

Rionald Silaban secara aklamasi memperoleh kepercayaan kembali dari seluruh anggota untuk periode kedua berturut-turut.

Indonesia kali ini terpilih bersama-sama dengan ketua dari Belanda dan wakil ketua kedua dari Argentina.

Governing Council merupakan dewan pengambil keputusan tertinggi di IFAD, yang merupakan satu-satunya institusi keuangan internasional yang secara khusus didedikasikan untuk mendorong investasi di kawasan pedesaan demi tujuan mengentaskan rakyat miskin dan kelaparan.

Saat ini sekitar 80 persen dari 815 juta penduduk kategori sangat miskin di dunia ada di kawasan pedesaan dan mayoritas adalah petani.

"Kerja sama dengan IFAD baik untuk Indonesia, karena ditujukan kepada petani kecil. Saat ini program IFAD di Indonesia diprioritaskan bagi petani dan nelayan di Indonesia Timur," ujar Rionald Silaban.

Menurut dia, sejak 2017 IFAD memilih Jakarta sebagai kantor regionalnya, yang merupakan bentuk kepercayaan terhadap peran penting Indonesia.

Lebih lanjut Rionald menyampaikan bahwa kontribusi Indonesia di IFAD merupakan salah satu bentuk bantuan bagi masyarakat internasional. Indonesia dianggap berhasil membangun perekonomian dari negara dengan penduduk rata-rata berpendapatan rendah menjadi berpendapatan menengah.

Kuasa Usaha Sementara KBRI Roma Charles F. Hutapea, yang mewakili Duta Besar RI untuk Italia Esti Andayani, menyambut baik penunjukan kembali Indonesia sebagai pimpinan sidang IFAD.

"Hal ini memperlihatkan kepercayaan dunia internasional terhadap peran penting Indonesia dalam upaya bersama mengatasi ragam tantangan global, terutama di bidang pembangunan pertanian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani kecil," kata Charles.

"Indonesia sebagai anggota kelompok negara G20 semakin memperkuat postur diplomasi RI di forum internasional," lanjutnya.

Sejak awal pendiriannya pada 1977 sampai dengan 2016, IFAD telah mengesahkan lebih dari 1.037 proyek yang telah membantu sekitar setengah miliar petani di dunia.

Dalam program pembangunan pertanian IFAD periode ke-11 (2019-2021), IFAD menargetkan untuk mengucurkan program pinjaman dan hibah pertanian bernilai lebih dari 3,5 miliar dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018