Jakarta (ANTARA News) - Tak pernah terbayangkan ada keluarga kerajaan yang bakal mampir ke warung bakwan malang, tapi itulah yang terjadi ketika Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda datang ke Indonesia, Selasa (13/2). 

Warung bernama Bakwan Malang 23 itu terletak di Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, salah satu dari sederet tempat makan di area yang sering disebut Sabang itu. 

Warung yang interiornya bernuansa biru muda itu sudah berada di Sabang selama delapan tahun, kata Ken Kusuma (31), pemilik tempat itu. 

Di sini, Anda bisa menikmati semangkuk bakwan malang yang berisi bakso goreng, bakso rebus, tahu, siomay dan pangsit goreng dengan harga Rp15.000. Ada juga bakwan campur halus (tanpa bakso urat) dengan harga Rp13.000. 

Kuahnya gurih, rasanya tak perlu menambahkan apa-apa lagi karena sudah enak di lidah. 

Pada 2015, warung ini diperbesar sehingga bisa memuat tujuh meja kayu panjang. 

Tahun lalu, Ken mengalami musibah. Warungnya terbakar, begitu juga dengan beberapa kios di sampingnya. Musibah itu membuat penjualan menurun karena warung itu sempat tidak berjualan selama beberapa waktu. 

“Sebelum kebakaran, omset bisa sampai Rp3-5 juta sehari,” katanya pada ANTARA News. 

Upaya meningkatkan penjualan dilancarkan dengan menjadi partner layanan Go-Food dari Go-Jek. 

“Saya dengar-dengar dari luar, yang ikut Go-Food langsung meningkat,” ujar Ken, menambahkan penjualannya meningkat 30-40 persen sejak bergabung dengan Go-Food sejak Agustus 2017. 

Sebelumnya, Ken sudah diberitahu oleh pihak Go-Jek tentang rencana kedatangan Ratu Maxima, utusan Sekjen PBB untuk Advokasi Keuangan untuk Inklusi Keuangan (UNSGSA). 

Mereka berbincang tentang bagaimana cara kerja Go-Food dan apa manfaatnya bagi restoran yang masuk ke dalam daftar Go-Food. 

“Pesanan Go-Food tidak tentu sih, kadang satu sehari, pernah paling banyak sepuluh sehari,” katanya. 

Salah satu manfaat yang dirasakan Ken adalah memperluas promosi. Aplikasi itu membuat orang-orang di luar area sekitar Sabang tahu keberadaan warungnya. 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018