Rejang Lebong (ANTARA News) - Pusat Kesehatan Hewan Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu meminta kalangan peternak sapi Bali di daerah itu agar mewaspadai serangan penyakit Jembrana.

Kepala UPTD Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan saat ini Provinsi Bengkulu sudah menjadi salah satu daerah endemis penyakit Jembrana, setelah daerah lainnya di Sumbagsel lebih dulu ditetapkan sebagai lokasi penyebaran penyakit yang menyerang ternak sapi Bali tersebut.

"Saat ini Provinsi Bengkulu sudah masuk daerah endemis penyakit Jembrana, menyusul provinsi lainnya yang sudah lebih dahulu ditetapkan sebagai lokasi penyebarannya seperti Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi," katanya.

Serangan penyakit jembarana itu mulai menjangkiti ternak sapi Bali di wilayah itu sejak 2017 dan berdasarkan laporan dari para peternak yang disampaikan ke petugas Puskeswan di wilayah Desa Teladan Kecamatan Curup Selatan dan Kelurahan Tunas Harapan Kecamatan Curup Utara, terdapat belasan ternak sapi Bali diserang penyakit Jembrana atau keringat darah ini.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit Jembrana yang penyebarannya cukup cepat ini, Pusat Kesehatan Hewan melakukan upaya vaksinasi jembrana dengan sasaran mencapai 350 ekor sapi Bali, kemudian melakukan sosialisasi pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang serta tidak dilepasliarkan.

"Vaksinasi yang kami lakukan sepanjang 2017 lalu sesuai dengan jumlah dosis yang dikirimkan oleh Pemprov Bengkulu yakni sebanyak 700 dosis yang kami alokasikan kepada 350 ekor sapi, satu ekor sapi ini divaksin dua kali," ujarnya.

Sedangkan untuk pemberian vaksin serupa pada tahun 2018 belum mereka lakukan karena tidak ada pengadaan vaksin di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.

Pusat Kesehatan Hewan berharap vaksin yang diberikan pemerintah provinsi pada tahun 2018 akan lebih banyak dari tahun sebelumnya, karena berdasarkan populasi sapi Bali di Rejang Lebong yang mencapai 2.500 ekor setidaknya kebutuhan vaksin jembrana yang dibutuhkan mencapai 4.000 dosis.

"Ternak sapi yang terkena penyakit Jembrana ini daging sapinya masih layak dikonsumsi, namun untuk kepala dan jeroannya tidak boleh dikonsumsi. Penyebarannya oleh lalat, kemudian nyamuk yang menghisap darah sapi yang terjangkit Jembrana yang ditularkan ke sapi lainnya," kata Firi Asdianto.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018