Pori-pori penyaringnya berukuran sangat kecil, sepersepuluh ribu mikron, sehingga semua zat tersaring termasuk bakteri dan virus. Dengan demikian menjadi air yang benar-benar murni. Sterilisasinya yang menggunakan ultraviolet juga mengurangi organism
Waisai, Papua Barat (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memasang instalasi pengolahan air laut siap minum di Pulau Waigeo, Kabupaten Raja Ampat yang bisa dimanfaatkan baik oleh masyarakat maupun oleh wisatawan yang berkunjung.

"Untuk wisata pesisir masalah paling besar memang soal air minum karena airnya payau," kata Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho di sela peresmian instalasi pengolahan air laut siap minum di Pulau Waigeo, Raja Ampat, Rabu.

Instalasi pengolahan air berkapasitas 5.000 liter per hari (beroperasi selama 10 jam) tersebut menggunakan teknologi membran reverse osmosis (RO) yang sebelumnya lebih dulu diolah dengan melakukan filtrasi dengan pasir dan karbon untuk menjaga daya tahan membran RO.

"Pori-pori penyaringnya berukuran sangat kecil, sepersepuluh ribu mikron, sehingga semua zat tersaring termasuk bakteri dan virus. Dengan demikian menjadi air yang benar-benar murni. Sterilisasinya yang menggunakan ultraviolet juga mengurangi organisme yang merugikan," katanya.

Dengan teknologi ini, kadar garam dalam air yang sebelumnya 35.000 miligram per liter bisa diturunkan menjadi di bawah 400 mg, sementara standar nasional kadar TDS (Total Dissolved Solids) 1.000 mg per liter, ujarnya.

Instalasi percontohan senilai lebih dari Rp500 juta dari APBN itu disediakan secara gratis untuk masyarakat dan diserahkan kepada pengelola wisata untuk dipelihara serta diletakkan tidak jauh dari dermaga yang biasa digunakan kapal pembawa wisatawan.

Dengan menggunakan genset 15 KVA, instalasi pengolahan air laut itu hanya membutuhkan biaya produksi Rp3.000 per galon, ujarnya.

Untuk keperluan air minum, warga dan pengelola sarana wisata setempat biasanya membeli air galon isi ulang dengan harga Rp9.000 per galon di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, namun untuk wilayah kepulauan yang memiliki sekitar 2.700 pulau ini biaya alat angkut antarpulau yang mahal menjadi masalah besar.

"Karena itu instalasi air seperti ini idealnya dipasang di setiap pulau berpenduduk yang bermasalah dengan air minum," katanya.

Pulau Waigeo, kata Kepala Bagian Humas Pemkab Raja Ampat Pujo Sumedi, adalah pulau terbesar dari sekitar 2.700 pulau di Raja Ampat yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, sedikitnya 4.000 orang per tahun.

"Saya pastikan ini akan bermanfaat bagi wisatawan dan masyarakat sekitar," katanya.

Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018