“Melihat kebutuhan konsumen, kami membuat produk Advan G2. Sasaran pasar kami generasi milenial, orang yang baru bekerja,” kata Direktur Pemasaran Advan, Tjandra Lianto, kepada media di Jakarta, Kamis.
G2, dibaca “jitu”, menawarkan banyak pilihan keamanan dalam ponsel berlayar 5,5 inci ini, selain kunci ponsel konvensional.
Advan menyematkan teknologi pengenal wajah Face ID untuk membuka kunci ponsel. Kamera depan ponsel akan merekam wajah pengguna agar dapat dikenal sebagai biometrik untuk membuka kunci ponsel.
Sensor pengenal sidik jari G2 terletak di bagian depan, berupa bulatan home button mirip dengan milik iPhone, yang diklaim dapat membuka kunci dalam hitungan 0,3 detik.
Advan menjamin keamanan data pribadi pengguna G2 dengan fitur Privacy System sehingga hanya si pemilik ponsel yang dapat mengakses data-data penting dalam perangkat tersebut.
Super Apps Lock di ponsel G2 mengizinkan pengguna merancang sendiri kunci ponsel, misalnya dengan gambar bintang atau tanda tangan.
Jika gagal menggambar kunci yang sudah ditetapkan, ponsel akan merekam wajah orang yang berusaha membuka ponsel lalu mengirim notifikasi melalui email.
Fitur Anti-Theft memanfaatkan sistem pelacakan menggunakan GPS untuk menentukan lokasi ponsel jika hilang.
Anti-Theft memungkinkan pengguna mengakses ponsel dari jarak jauh, misalnya mengunci, menghapus data hingga menyalakan alarm melalui perangkat lain yang tersambung dengan ponsel, misalnya melalui komputer.
Advan juga mengunggulkan kamera depan sebesar 16MP dengan bukaan f/2.0, dapat mengambil gambar dalam kondisi minim cahaya.
Seperti ponsel yang didedikasikan untuk swafoto, Advan G2 dibekali kamera belakang beresolusi lebih rendah, yakni 13MP.
Dari segi daya, ponsel ini didukung baterai sebesar 3.500mAH, RAM 3GB, kapasitas penyimpanan internal 32GB serta prosesor octa-core 1,5GHz.
Advan G2 dengan fitur-fitur tersebut dipasarkan seharga Rp 2,499 juta.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
