New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang mempertimbangkan dolar AS yang lebih lemah terhadap kenaikan produksi minyak mentah AS.

Dolar AS yang lebih lemah membuat komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Dolar AS telah turun untuk sesi keempat berturut-turut pada Kamis (15/2), setelah para investor mengamati sejumlah laporan ekonomi.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Kamis (15/2) bahwa indeks harga produsen untuk permintaan akhir meningkat 0,4 persen di bulan lalu, setelah tidak berubah pada Desember.

Dalam laporan terpisah, departemen tersebut mengumumkan bahwa dalam pekan yang berakhir 10 Februari, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran disesuaikan secara musiman mencapai 230.000, meningkat 7.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya. Angka ini setara dengan perkiraan pasar.

Sementara itu, kenaikan produksi minyak mentah AS terus membebani sentimen investor. Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 10,27 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (14/2).

EIA sekarang memperkirakan produksi AS akan mencapai 11 juta barel per hari pada akhir 2018, setahun lebih awal dari proyeksi bulan lalu.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,74 dolar AS, menjadi menetap pada 61,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman April naik 0,03 dolar AS, menjadi ditutup pada 64,33 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange demikian Xinhua.

(A026/A011)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018