Amsterdam (ANTARA News) - Roger Federer menambahi rekor lain di koleksi rekornya, ketika ia dipastikan menjadi petenis tertua yang menduduki peringkat satu dunia ATP berkat keberhasilannya mengalahkan petenis Belanda Robin Haase dengan skor 4-6, 6-1,6-1 untuk mencapai semifinal di Rotterdam pada Jumat.

Belum lama setelah memenangi gelar Grand Slam ke-20-nya di Melbourne bulan ini, Federer menggunakan wildcard untuk tampil di ajang ABN AMRO Tenis Dunia, dengan satu matanya mengincar untuk kembali merebut peringkat pertama dunia untuk pertama kalinya sejak November 2012.

Perlu untuk mencapai setidaknya empat besar untuk menyalip rival beratnya Rafael Nadal, Federer sempat sedikit gugup pada pertandingan perempat final yang dimainkan di kota pelabuhan Ahoy Arena, kehilangan serve pada game kesembilan dalam perjalanannya untuk kalah pada set pertama.

Namun petenis Swiss berusia 36 tahun itu, yang seperti biasanya ia lakukan, menaikkan tekanan untuk menghancurkan Haase.

Ketika Haase melakukan double fault pada match point dan setelah awalnya menahan untuk melakukan selebrasi, Federer duduk di kursinya dan terlihat berkaca-kaca saat prestasinya dipastikan tercapai -- ketika sebagian penggemar petenis Swiss itu memberikan tepuk tangan.

"Mencapai peringkat satu merupakan salah satu, bukan satu-satunya pencapaian utama di olahraga kami," kata Federer di lapangan setelah diberikan plakat simbol peringkat satu oleh mantan juara Wimbledon asal Belanda Richard Krajicek, yang merupakan direktur turnamen.

"Terkadang pada awalnya Anda bisa berada di sini karena Anda bermain begitu baik, namun kemudian Anda harus berjuang untuk itu dan harus merebutnya kembali dari seseorang yang layak berada di sini. Ketika Anda bertambah tua, Anda mungkin harus melipatgandakan usaha Anda. Hal ini mungkin yang paling berarti dalam karier saya."

Federer, yang karier gemilangnya terpicu kembali sejak absen enam bulan pada 2016, telah memenangi tiga dari lima grand slam setelah melalui lima tahun tanpa memenangi satu pun.

Salah satu pencapaian terbaik pada fase akhir karier yang pernah ditorehkan oleh petenis putra maupun putri, berarti dirinya melampaui Andre Agassi, yang sebelumnya menjadi petenis tertua di daftar peringkat ATP.

Petenis AS Agassi berusia 33 tahun ketika ia menduduki posisi puncak pada 2003.

Ia merupakan salah satu sosok pertama yang memberi selamat kepada Federer.

"Roger Federer terus menaikkan bar di olahraga kami. Selamat untuk pencapaian luar biasa lainnya!" kata Agassi melalui Twitter.

Federer juga mengukir rekor lain dengan selisih lebih dari lima tahun antara pencapaian sebelumnya dan yang terkini di posisi puncak dunia, yang merupakan laju terpanjang sejak daftar peringkat ATP dimulai pada 1973.

Federer pertama kali mencapai posisi peringkat satu dunia pada 2004, saat masih berusia 22 tahun, dan sekarang kembali ke sana 14 tahun kemudian setelah memainkan sejumlah permainan tenis terbaik sepanjang kariernya, ia terlihat mampu untuk menduduki tahta ini dalam waktu yang lebih lama.

Ia juga menggenggam rekor yakni 302 pekan menduduki peringkat satu dunia.

Belakangan ia menulis di akun Instagramnya, Federer berkata, "Malam untuk dikenang selamanya. Terima kasih kepada semua penggemar saya yang telah bersama saya sejak awal."

Perjalanan akan berlanjut pada Sabtu ketika Federer menghadapi petenis Italia Andreas Seppi di semifinal, dengan gelar ke--97 menjadi incarannya. Seppi menaklukkan petenis Rusia Daniil Medvedev dalam tiga set.

Semifinal lainnya akan mempertemukan petenis Bulgaria Grigor Dimitrov dan petenis Belgia David Goffin. Dimitrov mengalahkan Andre Rublev, sedangkan Goffin melaju dengan "walkover" akibat petenis Ceko Tomas Berdych cedera, demikian Reuters.

Baca juga: Setelah juara di Australia, Federer tidak tahu sampai kapan main tenis

(H-RF/A026)

Pewarta: SYSTEM
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018